REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan Polri siap untuk bertanggung jawab terkait penembakan di Tolikara, Papua.
Badrodin menambahkan, Polri akan bertanggungjawab apabila memang anggotanya terbukti melakukan penembakan yang mengakibatkan satu orang tewas dan 11 lainnya terluka.
"Ya aparat keamanannya yang akan bertanggung jawab," ujar kata Badrodin di Mabes Polri, Selasa (21/7).
Badrodin tidak mempermasalahkan penembakan yang dilakukan aparat keamanan TNI/Polri terhadap penyerang warga muslim di Tolikara, Papua saat melaksanakan Salat Id Jumat 17 Juli 2015. Menurut ia, penembakan itu sudah sesuai prosedur.
"Aparat keamanan saat itu dalam kondisi terdesak karena massa yang diduga dari organisasi Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Tolikara gagal bernegosiasi dengan warga Muslim disana," ujar Badrodin.
Badrodin menilai penembakan itu tidak memerlukan perintah. "Kondisi yang mengharuskan dia menembak, itu bisa saja," kata Badrodin.
Sebelumnya, seorang remaja dikabarkan tewas, sementara 11 lainnya luka-luka saat insiden berbau SARA di Kabupaten Tolikara, Papua, tepat saat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hiriah pada Jumat 17 Juli 2015. Korban tewas dan beberapa orang luka diakibatkan terjangan timah panas aparat keamanan.