Selasa 21 Jul 2015 23:59 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

'Jangan Terprovokasi Pembakaran Masjid Tolikara'

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (keempat kiri) bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Yohana Yembise (ketiga kiri) berkunjung ke lokasi peristiwa penyerangan di Distrik Karubaka, Tolikara, Papua, Selasa (21/7).
Foto: Antara/Trisnadi
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (keempat kiri) bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Yohana Yembise (ketiga kiri) berkunjung ke lokasi peristiwa penyerangan di Distrik Karubaka, Tolikara, Papua, Selasa (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Polres Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat jangan terprovokasi isu agama pascainsiden di Tolikara, Papua. Kapolres Gunung Kidul AKBP Hariyanto di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan berkomitmen menjaga situasi tetap aman dan akan menjaga berbagai tempat peribadahan tanpa membeda-bedakan.

"Kami terus siaga, dan kami tidak membedakan dalam pengamanan semuanya sama," katanya, Selasa (21/7). Ia berharap masyarakat tidak terpancing isu dan upaya provokatif orang tidak bertanggung jawab. Seandainya ada permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan cara musyawarah.

"Jangan sampai masyarakat terprovokasi, sebaiknya jika ada permasalahan diselesaikan dengan kepala dingin," kata Hariyanto. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Gunung Kidul Iskanto menambahkan pihaknya meminta umat beragama di Gunung Kidul tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh isu.

"Kami berharap masyarakat tidak mudah terpancing isu karena bisa berdampak tidak baik dalam kerukunan," katanya.

Ia mengatakan situasi kerukunan umat beragama di Kabupaten Gunung Kidul terjaga dengan baik. Meski diakuianya dalam kehidupan ada perbedaan tetapi hal wajar dan tidak perlu disikapi secara berlebihan. "Kami meminta partisipasi masyarakat untuk menjaga kedamaian yang telah tercipta selama ini," imbaunya.

Iskanto meminta kepada masyarakat jika ada perbedaan pandangan, selesaikanlah dengan musyawarah bukan dengan ingin menang sendiri sehingga merugikan semua pihak. "Dialog diperlukan untuk mengantisipasi permasalahan isu SARA," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement