REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Staf khusus Presiden, Lenis Kogoya menegaskan bahwa insiden atau kekerasan di Karubaga, Kabupaten Tolikara pada Jumat (17/7) pagi itu merupakan musibah, sehingga sebaiknya semua pihak tidak lagi menyebutkan masalah itu sebagai konflik agama.
"Saya mengajak semua pihak agar masalah ini diserahkan ke pihak berwajib. Jangan lagi sebut-sebut itu persoalan agama yang nantinya tidak bisa segera selesai," kata Lenis Kogoya saat berada di Kota Jayapura, Papua, Selasa (21/7).
Menurut dia, berdasarkan hasil kunjungannya Senin (20/7) pagi hingga sore di Kabupaten Tolikara, berbagai macam hal yang ditemuinya terkait persoalan yang mendapat beragam tanggapan itu. "Waktu saya ke Karubaga, sempat bertemu dengan para pemangku kepentingan di sana. Ada sejumlah hal yang akan saya sampaikan kepada Presiden Jokowi untuk terkait persoalan itu," katanya.
Ia menegaskan bahwa insiden di Karubaga, Kabupaten Tolikara telah mendapat perhatian yang luar biasa dari Pemerintahan Presiden Jokowi, dengan satu tujuan yaitu segera menyelesaikan persoalan itu dengan penanganan yang cepat dan benar.
"Mari kita berikan waktu kepada pihak yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu. Saya juga mengimbau kepada semua pihak untuk menjaga kerukunan umat beragama yang telah tercipta baik selama ini," katanya.
Sebelumnya, Lenis Kogoya mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo menyesalkan dan meminta maaf atas insiden yang terjadi di Tolikara, Papua pada Jumat (17/7). "Ini musibah dan atas nama Presiden, saya memohon maaf," kata Lenis dalam jumpa pers di Kantor Staf Khusus Presiden Gedung Sekretariat Negara Jakarta (18/7).
Ia sudah melaporkan insiden itu kepada Presiden melalui Sekretaris Pribadi dan kepada Seskab Andi Widjajanto pada Jumat malam. "Saya juga minta izin untuk menggelar jumpa pers pada hari ini," kata Lenis.