REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menegaskan pihaknya tidak kecolongan atas insiden Idul Fitri di Karubaga, Tolikara, Papua. Sutiyoso mengakui jika BIN sudah mendapatkan informasi sepekan sebelum peristiwa terjadi.
"Kami sudah terima informasi sejak tanggal 11 itu dan tanggal 13 Kapolres meresponnya," ujarnya di Lapangan Upacara Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (22/7).
Pria yang akrab disapa Bang Yos itu menjelaskan, saat warga Muslim di Karubaga salat Ied, aparat telah melakukan penjagaan di sekitar lokasi. Hanya saja, menurut Sutiyoso, jumlah aparat saat itu terbatas.
"Aparat keamanan berjaga saat hari H, cuma di kota kecil kayak gitu kan pasukan terbatas. Pasukannya hanya 42 jumlahnya," katanya.
Ia menilai kurangnya personel menjadi faktor kesulitan bagi petugas dalam mengamankan bentrokan. Menurutnya massa terlalu banyak dan dianggap bertindak liar sehingga bentrokan semakin pecah.
Untuk melakukan pencegahan agar insiden yang sama tak terjadi di daerah lain, Sutiyoso menegaskan telah memerintahkan seluruh Kepala BIN Daerah untuk tetap siaga.
Selain itu, Sutiyoso juga berencana akan mengumpulkan tokoh-tokoh agama tingkat nasional terkait pengamanan negara dari tindakan radikalisme, Kamis (23/7) esok hari.
"Itu agar beliau itu menginstruksikan ke jaringannya ke bawah untuk menjaga toleransi umat beragama," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sebelumnya, aksi penyerangan terjadi saat umat Muslim melakukan Salat Idul Fitri di Tolikara. Tiba-tiba datang sekelompok orang yang berteriak-teriak dan disusul lemparan batu serta pembakaran bangunan. Sekitar 70 bangunan termasuk masjid terbakar dalam insiden tersebut.