Rabu 22 Jul 2015 14:12 WIB

Ratusan Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Dibatalkan

Para wisatawan asing menanti kabar penerbangan mereka yang tertunda di Bandara Ngurah Rai.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Para wisatawan asing menanti kabar penerbangan mereka yang tertunda di Bandara Ngurah Rai.

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Ratusan penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (22/7), dibatalkan karena abu vulkanik Gunung Raung kembali mengarah ke Pulau Dewata.

"Di udara debu bertebaran di mana-mana sehingga dikhawatirkan masuk ke mesin pesawat," kata Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso dalam keterangan persnya di pusat penanganan krisis bandara setempat di Kuta, Kabupaten Badung, Bali.

Penutupan bandara tersebut dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, serta Volcanic Ash Advisory Council (VAAC) di Darwin, Australia. Pihak regulator dan operator bandara setempat memutuskan menutup bandara mulai pukul 13.00 Wita hingga Kamis (23/7) pada pukul 06.00 Wita.

"Kami bersepakat menutup bandara ini sekitar 17 jam ke depan," katanya.

Meski demikian pihak Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, belum bisa memastikan jumlah rute penerbangan yang dibatalkan tersebut karena masih didata oleh pihak terkait.

Namun General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo, menyatakan jumlah jadwal penerbangan yang dibatalkan tersebut kemungkinan sama dengan jumlah pembatalan yang sebelumnya sempat terjadi pada penutupan pertama.

"Saat ini masih kami data jumlah rute penerbangan yang dibatalkan tetapi tidak jauh dari jumlah pembatalan sebelumnya," ucapnya.

Pada penutupan sebelumnya tercatat 277 jadwal penerbangan domestik dan internasional dibatalkan.

Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan Notice to Airmen atau Notam dengan nomor A1493/15 yang diberikan kepada seluruh personel penerbangan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement