REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengincar peluang pasar untuk produk T-shirt, singlets dan other vest yang mulai terbuka sehubungan dengan terpilihnya Tokyo sebagai tuan rumah penyelenggara Olimpiade Musim Panas tahun 2020.
"Kita harus memanfaatkan momentum itu. Produk apparel cukup punya peluang. Ke depan, produk apparel yang harus mulai menyasar pasar Jepang adalah T-shirts, singlets, and other vests," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, dalam siaran pers yang diterima, Rabu (22/7).
Pasar impor T-shirts, singlets, and other vests di Jepang pada 2014 memiliki nilai sebesar 2,2 miliar dolar Amerika Serikat. Sementara itu, ekspor Indonesia ke Jepang untuk produk tersebut pada periode Januari-April 2015 baru tercatat sebesar 24,89 juta dolar AS, yang mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 17,46 juta dolar AS.
"Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa posisi Indonesia cukup kuat di Jepang dan peluang untuk meningkatkan nilai ekspor masih terbuka lebar," ujar Nus.
Selain itu, lanjut Nus, pihaknya juga tengah mempersiapkan masuknya produk-produk makanan dan minuman halal untuk masuk ke pasar Negeri Sakura tersebut. Menurut data yang dilansir Brand Research Institute, sekitar 350 ribu wisatawan muslim berkunjung ke Jepang pada 2013. Dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2020, diperkirakan jumlah wisatawan muslim ke Jepang akan meningkat dua kali lipat.
"Produsen makanan dan minuman halal Indonesia tidak boleh mengabaikan kesempatan ini," tambah Nus.
Saat ini, pasar produk makanan halal di Jepang yaitu produk meat and edible meat offal, of the poultry of heading 01.05 (fresh, chilled or frozen) dan produk fowl (Gallus domesticus) meat (prepared/preserved). Kedua jenis produk itu memiliki pasar impor sebesar 3,36 miliar dolar AS pada 2014.
Nilai impor Jepang untuk produk meat and edible meat offal sebesar 1,42 miliar dolar AS, sedangkan nilai ekspor untuk produk fowl (Gallus domesticus) meat adalah 1,94 miliar dolar AS. Hingga kini, ekspor Indonesia untuk kedua produk tersebut belum mampu menembus pasar impor Jepang. Ekspor makanan ke Jepang diperkirakan akan terus tumbuh.
Berdasarkan informasi dari Kantor Perwakilan RI di Tokyo, saat ini, Jepang hanya mampu swasembada pangan sekitar 40 persen dari kebutuhan dalam negeri.
"Jepang sangat memerlukan lebih banyak impor produk makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri," ujar Nus.