REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Kepolisian Resor Pekalongan, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat tidak terpovokasi aksi intoleransi berupa pembakaran mushala dan penyerangan terhadap umat Islam di Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa waktu lalu.
"Kami minta masyarakat tidak terprovokasi agar tidak menimbulkan berbagai tindakan intoleransi lanjutan khususnya di Kabupaten Pekalongan," kata Kepala Polres Pekalongan, AKBP Indra Krismayadi di Pekalongan, Rabu.
Menurut dia, untuk mencegah hal tidak diinginkan, polres telah menggandeng unsur forum komunikasi umat beragama (FKUB), pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, kejaksaan negeri, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama-sama menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat.
"Kami sudah berupaya mencegah wilayah Kabupaten Pekalongan tidak terjadi hal serupa seperti di Tolikara, Papua. Kami mengimbau pada masyarakat dapat menjaga kondusivitas daerah dan menciptakan, serta meningkatkan situasi kamtibmas yang antiprovokatif," katanya.
Selain menggandeng pihak terkait, kata dia, polres juga intensif melakukan patroli dan menyambangi tokoh-tokoh masyarakat sehingga jika ada informasi yang masuk bisa langsung ditindaklanjuti.
"Kami minta kepada masyarakat jika ada sesuatu yang dapat mengganggu kamtibmas segera lapor. Kami akan langsung tindaklanjuti," katanya.
Komandan Distrik Militer Pekalongan, Letkol Infanteri Riza Anom Putranto mengatakan TNI siap bersama-sama Polres Pekalongan menjaga keamanan wilayah daerah setempat.
"Kami siap membantu menciptakan keamanan di 'Kota Santri'. Akan tetapi, lebih baik lagi kalau informasi yang didapat perlu diklarifikasi terlebih dahulu kebenarannya agar tidak salah dalam mengambil keputusan," katanya.