REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Panglima Kodam (Pangdam) II Sriwijaya Mayjen TNI Iskandar M Sahil, Rabu (22/) menyelenggarakan silahturahim dengan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Pada silahturahim di Gedung Sudirman markas Kodam II Sriwijaya selain dihadiri tokoh agama dan tokoh mayarakat tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki, Wakil Kapolda Sumsel Brigjen Pol Syaiful Zachri dan pelaksana tugas (Plt) Walikota Palembang Harnojoyo.
Dalam silahturahim tersebut Pangdam II Sriwijaya mengharapkan konflik yang terjadi di Tolikara, Papua, tidak merambat ke Sumatera bagian Selatan khususnya Sumatera Selatan. “Apalagi yang menyangkut SARA akan merugikan masyarakat Sumatera Selatan sendiri,” katanya.
Jendral TNI berbintang dua tersebut mengharapkan insiden yang terjadi di Papua, bisa diselesaikan segera. “Untuk antisipasi di Sumatera Selatan, apa yang menjadi aspirasi dalam silahturahim ini, sudah disepakati untuk disampaikan kepada umat masing-masing agar tak terpengaruh dan selalu waspada,” pesannya.
Untuk mengantisipasi agar konflik yang terjadi di Tolikara tidak merambat ke Sumsel, Mayjen TNI Iskandar M Sahil, Kodam II Sriwijaya akan bekerjasama dengan Polda Sumsel dan masyarakat memberikan pengamanan tempat ibadah di wilayahnya masing-masing sebagai bentuk toleransi.
“Tak ada pengamanan khususnya, mungkin intensitasnya lebih ditingkatkan, khususnya kepada Babinsa untuk mengawasi wilayah masing-masing. Insya Allah di Sumatera Selatan tidak ada, karena di sini menjadi contoh toleransi kerukunan umat beragama dan ini perlu dipertahankan,” kata mantan staf ahli Panglima TNI bidang komsos (komunikasi sosial).
Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki menyambut baik inisiatif Pangdam II Sriwijaya dengan menyelenggarakan silahturahim antar tokoh umat beragama di Sumsel untuk mengantisipasi kejadian di Papua.
“Insya Allah Sumatera Selatan jadi contoh dan panutan bagi umat lain di Indonesia dalam hal toleransi antar umat beragama. Kita juga meminta antisipasi dari pihak keamanan TNI, Polri dan masyarakat untuk terus melakukan pendekatan, arahan dan pengertian. Konflik yang berbau sara tidak boleh terjadi di Sumatera Selatan,” kata Ishak Mekki.