REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan (DK) PBB pada Rabu (22/7) mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan teror pada 20 Juli di Suruc, Turki. Peristiwa tersebut menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai lebih dari 100 orang.
Anggota Dewan Keamanan menyampaikan belasungkawa mereka kepada keluarga korban dan simpati mereka kepada semua orang yang cedera dalam serangan. PBB juga menyampaikan turut berduka kepada Pemerintah Turki, yang kehilangan warganya dalam serangan tersebut.
Anggota Dewan mendoakan kesembuhan segera semua orang yang cedera, dan menggaris-bawahi perlunya menyeret para pelaku aksi keji tersebut ke pengadilan. Dilansir Xinhua, Kamis (23/7), Dewan Keamanan kembali menegaskan perlunya untuk memerangi dengan segala cara, sejalan dengan Piagam PBB.
PBB akan menindak keras ancaman terhadap keamanan dan perdamaian internasional yang disebabkan oleh aksi teror, dan setiap ancaman teror adalah kejahatan dan tak bisa diterima, tak peduli apa pun motivasinya, di mana pun, kapan pun dan siapa pun pelakunya.
Pemboman yang diduga sebagai aksi bunuh diri terjadi pada satu pertemuan terbuka Senin (20/7) di Taman Kebudayaan Amara di Suruc, kota kecil yang kebanyakan penghuninya adalah orang Kurdi dan berada di perbatasan Turki dengan Suriah.
Menurut laporan media, bukti DNA menunjukkan orang Kurdi Turki yang berusia 20 tahun yang kartu tanda pengenalnya ditemukan di lokasi melakukan pemboman itu. Penyerang tersebut, yang oleh media lokal dikatakan bernama Seyh Abdurrahman Alagoz, dilaporkan memiliki hubungan dengan kelompok Negara Islam.