Kamis 23 Jul 2015 18:48 WIB

Brigitte Bardot Kecam Rencana Australia Musnahkan 2 Juta Kucing

Red:
 Brigitte Bardot mengecam rencana Australia memusnahkan 2 juta ekor kucing liar.
Foto: AFP
Brigitte Bardot mengecam rencana Australia memusnahkan 2 juta ekor kucing liar.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Artis gaek asal Prancis, Brigitte Bardot, mengecam rencana pemerintah Australia untuk memusnahkan sekitar 2 juta ekor kucing liar. Dalam surat terbuka dia menyebut Australia akan ternoda oleh darah hewan tak berdosa.

Rencana pemusnahan ini disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Greg Hunt dengan alasan kucing liar tersebut telah mengancam populasi hewan asli di Australia.

Kucing liar selama ini dituding sebagai biang penyebab tingginya angka kemusnahan hewan asli Australia. Sejak kedatangan orang Eropa ke benua ini, sekitar 10 persen hewan asli telah punah.

Menurut Menteri Greg Hunt, jumlah kucing liar saat ini diperkirakan 20 juta ekor hampir menyamai populasi Australia. "Mereka itu bencana bagi spesis asli Australia," katanya kepada ABC baru-baru ini.

Menteri Hunt memaparkan rencananya untuk memberantas sedikitnya 2 juta kucing liar hingga tahun 2020 mendatang, sebagai langkah tambahan dari pengembangan kawasan bebas kucing liar.

Menanggapi hal itu, Brigitte Bardot (80 tahun) melayangkan surat terbuka kepada Menteri Hunt dan memintanya untuk menggunakan dana pemusnahan dialihkan bagi program strelisasi kucing liar.

Meskipun pemerintah akan menjalankan pemusnahan ini dengan cara paling manusiawi, namun Bardot mendesak langkah ini tidak dilakukan.

"Genosida terhadap binatang justru tidak manusiawi dan konyol. Selain kejam, membunuh kucing-kucing ini tidak ada gunanya karena kucing lainnya akan tetap beranak-pinak," kata Bardot dalam suratnya.

Bardot mengingatkan citra Australia akan rusak di mata dunia internasional. "Negara anda akan ternoda oleh darah hewan tak berdosa," katanya.

Awal tahun ini pejabat terkait menyatakan hampir 700 ekor koala telah dimusnahkan di belahan selatan Australia karena over populasi, begitu pula unta dan kuda liar juga mengalami pemusnahan.

"Negara anda ternoda oleh darah jutaan hewan tak berdosa, jadi mohon jangan menambahnya lagi dengan darah kucing," kata Bardot lagi.

LSM Ethical Treatment of Animals (PETA) menyatakan selama ini terbukti bahwa langkah pemusnahan sama sekali tidak efektif sehingga pemerintah perlu memikirkan cara lain termasuk memandulkan kucing.

Hal senada disampaikan Animals Australia yang meragukan pemusnahan ini akan bisa mengatasi dampak buruk over populasi kucing liar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement