REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Solo, Jateng, bersama Forum Keagamaan dan Kemasyarakatan (FKK) menggelar pertemuan koordinasi. Pertemuan kali ini dilakukan, guna mengantisipasi dampak insiden Karubaga, Trikara, Kabupaten Tolikara, Papua.

''Warga Solo yang terkenal dengan hidup penuh toleransi antar umat beragama, tidak menginginkan buntut peristiwa di Tolikara merembet hingga ke Solo,'' kata Bagya Hadi, perwakilan FKUB Kota Solo, Kamis (23/7).

Bagyo berharap, masyarakat Kota Solo yang terdiri dari berbagai golongan, keyakinan maupun latar-belakang, mampu menyatu. Ini bisa diujudkan dengan menjunjung tinggi nilai budaya yang berkembang. Sehingga masyarakat menjunjung tinggi nilai budaya, guna menangkal berbagai isu sara yang berkembang diberbagai wilayah di Indonesia.

''Kerukunan antar umat beragama kita mulai dari Solo. Kita jadikan Solo sebagai salah satu kota keberagaman dan menjunjung tinggi nilai perbedaan,'' ajak Bagyo.

Seperti diketahui, sehari paska insiden Karubaga, Trikara, Kabupaten Tolikara, Papua, ribuan umat Islam tergabung dalam LUIS (Laskar Umat Islam Surakarta) melancarkan aksi. Massa mendemo didepan sebuah rumah di Joyontakan RT 05, RW 03, Kecamatan Laweyan, Sabtu (18/7) petang. Mereka mempersoalkan rumah tersebut belum memiliki ijin sebagai tempat ibadah.

Rencana aksi ini sebenarnya sudah cukup lama. Bersamaan dengan perayaan lebaran ini, aksi turun ke jalan baru terealisir. Masa mempersoalkan perijinan rumah tersebut digunakan untuk ibadah. Massa menanyakan soall ijin tempat ibadah kepada yang menempati rumah tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika