REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Komandan Korem (Danrem) 161/Wirasakti Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Brigjen Heri Wiranto menilai, potensi konflik di provinsi NTT besar jika tidak terjalin kerukunan umat beragama yang baik.
"Potensi konflik di daerah ini besar, namun sejauh ini berjalan baik dan kondusif akibat toleransi umat beragama terjalin dengan baik," katanya usai menghadiri Acara tatap muka dan Silaturahim Danrem 161/Wirasakti dengan Forkopimda, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Adat, di Kupang, Kamis (23/7).
Dia menjelaskan acara tatap muka tersebut dianggap sebagai wahana untuk silahturahmi dengan menyikapi perkembangan situasi yang terjadi di Tolikara, Papua.
Kegiatan silahturahim dengan sejumlah Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) tersebut juga bertujuan untuk kembali berdialog membahas soal keamanan dan menjalin toleransi yang baik antara semua masyarakat di NTT.
Lebih lanjut ia menegaskan, dialog bersama ini akan terus dilakukan agar potensi konflik di NTT tidak terjadi. "Kegiatan hari ini juga tidak hanya dilakukan di Korem saja. Tetapi juga seluruh Kodim di NTT juga mengelar kegiatan ini," tuturnya.
Dia mengharapkan, toleransi umat beragama ini terus terjalin agar NTT yang dikenal dengan sebutan nusa penuh dengan toleransi ini terus terjaga.
Hal senada juga diakui oleh Kepala Badan Inteljen daerah Brigjen Edison Napitupulu. Diakuinya, dengan luasnya wilayah di NTT dengan banyaknya pulau tentu saja potensi konflik itu akan sangat besar.
"Oleh karena itu, silahtuhrami ini sangat penting untuk bersama-sama mencari jalan keluar mencari serta mempererat toleransi umat beragama di daerah ini," katanya. Dengan silahturahim, ia mengharapkan agar bisa memberikan dampak yang positif bagi masyarakat di NTT.
"Mari sama-sama kita menjaga toleransi umat beragama yang terjadi selama ini. Bukan hanya pihak keamanan tetapi juga seluruh masyarakat NTT," tambahnya.