REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ribuan massa dari Ormas Persatuan Islam (Persis) menggelar long march yang diperuntukkan bagi para Muslim di Tolikara, Papua. Aksi damai ini dilakukan untuk mendorong agar pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dapat menyelesaikan konflik Tolikara hingga tuntas.
"Aksi damai ini kami peruntukkan bagi saudara-saudara Muslim kami di Tolikara, Papua," ujar koordinator aksi, Tatan Ahmad Santana kepada awak media, Kamis (23/7).
Selain itu, para pengunjuk rasa juga ingin tetap mempererat persatuan antaraumat. Tatan mengatakan, melalui aksi ini, para pengunjuk rasa mengimbau agar komunitas Muslim di seluruh Indonesua tidak terprovokasi dengan adanya peristiwa pembakaran di Tolikara.
"Kami tidak ingin diadu dengan pribumi di Tolikara, Papua. Bagamana pun juga kami memandang mereka sebagai saudara," tambah Tatan.
Dalam aksi damai yang melibatkan 1.500 massa dari Bandung Raya tersebut, Tatan mengatakan pihaknya juga berupaya untuk menggalang bantuan kemanusiaan bagi masyarakat di Tolikara. Bantuan kemanusiaan tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur menjadi lebih baik.
Lebih lanjut, Tatan mengatakan pihaknya akan mendorong pemerintah untuk turut membangun Papua agar menjadi lebih maju sehingga dapat tercipta peradaban yang lebih baik. "Kami akan galang dana lalu kami kirim ke Papua. Nanti kami akan turut memastikan program dakwah di Papua menjadi lebih baik," terang Tatan.
Aksi damai yang dilakukan Persis tersebut dimulai di Kantor Pimpinan Pusat Persis. Kemudian rombongan massa aksi berjalan melalui Jalan Wastukencana, Balai Kota Bandung, dan menuju Dago. Aksi berakhir di Gedung Sate.
Tatan berharap, melalui aksi damai ini, para petinggi di Jawa Barat juga turut menyampaikan aspirasi mereka atas konflik yang terjadi di Tolikara. Pihaknya merasa prihatin atas konflik Tolikara yang ia nilai merupakan tragedi kemanusiaan, dan bukan sekedar persoalan keagamaan. "ini merendahkan martabat manusia, kita, sebagai bangsa," tegas Tatan.