REPUBLIKA.CO.ID, Malang -- Wali Kota Malang, Mochammad Anton mengimbau kepada masyarakat Malang, khususnya warga muslim utuk tidak mudah terpancing dan terprovokasi pascapembakaran masjid di Kabupaten Tolikara, Papua. Bagi mahasiswa asal Papua yang di Malang diminta untuk terus bekerjasama dengan tokoh agama yang ada di Malang.
“Kami mengimbau kepada seluruh warga Kota Malang, supaya tidak terpancing suasana sehingga kondisi tetap terjaga, aman, dan kondusif,” jelas Anton, Kamis (23/7).
Pemerintah Kota Malang, jelas Anton, sudah melakukan pendekatan intensif kepada semua warga Papua yang ada di Kota Malang supaya tidak terpancing dan terprovokasi dengan munculnya kasus di Tolikara. Menurut Anton, langkah antisipatif juga sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang agar permasalahan tersebut tidak merembet ke Kota Malang. Karena Kota Malang banyak dikunjungi mahasiswa dari Papua untuk menimba ilmu.
“Harus menjaga kondusifitas pascainsiden Tolikara,” katanya.
Pemkot Malang tambah Anton, sudah bekerjasama dengan pihak kepolisian dan pihak lain bagaimana Kota Malang tetap kondusif pascainsiden Tolikara. “Sosialisasi mengajak mahasiswa Papua yang ada di Malang untuk duduk bersama perwakilan masyarakat di Kota Malang. Saya berharap, insiden di Tolikara tidak terjadi di Kota Malang,” katanya.
Sebelumnya, Pemkot Malang juga telah mendeklarasi kebulatan tekad umat beragama. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Malang dari 6 komunitas agama (Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu) menyampaikan 3 poin deklarasi kebulatan tekad umat beragama.
"Salah satunya adalah akan senantiasa mengawal Kota Malang dan selalu berperan aktif agar Kota Malang lebih kondusif dan cepat terwujud Kota Malang yang bermartabat serta mewujudkan tri kerukunan hidup umat beragama," kata Anton.