REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Muslim kembali dikejutkan dengan kabar gembira penemuan mushaf Alquran di Birmingham, Inggris. Tak hanya di negara lain, Indonesia pun memiliki kumpulan mushaf Alquran yang umumnya ditemukan di wilayah kesultanan Islam.
Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta, Muchlis M Hanafi menyebutkan hingga kini di Museum Bayt Alquran jumlah naskah kunonya mencapai 396 buah. Sebagian besar merupakan naskah yang telah didigitalisasi.
"Kita sudah menginventariskan dan mengkonservasikan sejumlah 396 naskah mushaf kuno dari seluruh Indonesia yang umumnya ditemukan di wilayah kesultanan Islam seperti Cirebon, Jogja, dan Tidore. Sebagian besar sudah didigitalisasi," kata Muchlis kepada Republika, Kamis (23/7).
Naskah Alquran kuno tersebut sebagian sudah dikaji mulai dari usianya hingga penulisannya. Sebagian besar diketahui berusia tidak terlalu tua. Untuk Alquran cetakan paling tua dibuat pada tahun 1848 Masehi. Sementara Alquran dengan tulisan tangan tertua yang tersimpan di Bayt Alquran diperkirakan dibuat pada abad ke-18.
Selama ini, jelas doktor dari Universitas Al Azhar Kairo, mushaf-mushaf tersebut sebagian besar hanya didigitalisasi. Sementara naskah berupa lembaran asli masih dimiliki ahli warisnya masing-masing atau milik per orang. Naskah asli yang berwujud fisik hanya berjumlah 20 buah.
Untuk itu, ia mengharapkan kesadaran masyarakat untuk menitipkannya di tempat-tempat konservasi yang memiliki standardisasi penyimpanan benda kuno.
Penyimpanan di rumah dinilainya kurang tepat karena berpotensi merusak benda bersejarah. Apalagi mushaf Alquran bukti kekayaan khazanah intelektual Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Ia menambahkan tentu jumlah ini masih lebih banyak lagi di seluruh Indonesia. Mengingat tradisi penyalinan Alquran tidak pernah terhenti hingga kini. Walaupun saat ini lebih banyak dalam bentuk cetakan.