REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Arus urbanisasi ke Kabupaten/Kota Bogor, Jawa Barat, berdampak buruk pada serbuan buruh yang datang tapi kurang memiliki kemampuan.
"Kayak kelas-kelas garmen itu kan kebanyakan padat karya," ujar Komandan Aksi Garda Metal Kabupaten/Kota Bogor, Sugiyono (39 tahun) kepada ROL, Kamis (23/7).
Menurut Sugiyono, buruh yang datang ke Bogor kebanyakan yang lebih memilih bekerja serabutan. Seperti bekerja di perusahaan asing yang melanggar undang-undang perburuhan.
Apalagi, saat ini perekonomian Indonesia berjalan lambat. Karenanya, menurutnya, masuknya pendatanga pasca-Lebaran akan memperparah keadaan. "Jadi jelas memperburuk situasi saat ini," jelasnya.
Ia mengakui Kabupaten Bogor salah satu pusat industri. Sayangnya, se-Jawa Barat, Kabupaten Bogor pada 2015 tercatat sebagai daerah yang paling tinggi menunggak pembayaran upah kepada para buruhnya.
Karenanya, ia mengimbau pendatang yang ingin mengadu nasib ke Bogor memiliki kemampuan.