Kamis 23 Jul 2015 21:32 WIB

Pendatang ke Bogor Wajib Miliki Kemampuan

Rep: C21/ Red: Karta Raharja Ucu
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Arus urbanisasi ke Kabupaten/Kota Bogor, Jawa Barat, berdampak buruk pada serbuan buruh yang datang tapi kurang memiliki kemampuan.

"Kayak kelas-kelas garmen itu kan kebanyakan padat karya," ujar Komandan Aksi Garda Metal Kabupaten/Kota Bogor, Sugiyono (39 tahun) kepada ROL, Kamis (23/7).

Menurut Sugiyono, buruh yang datang ke Bogor kebanyakan yang lebih memilih bekerja serabutan. Seperti bekerja di perusahaan asing yang melanggar undang-undang perburuhan.

Apalagi, saat ini perekonomian Indonesia berjalan lambat. Karenanya, menurutnya, masuknya pendatanga pasca-Lebaran akan memperparah keadaan. "Jadi jelas memperburuk situasi saat ini," jelasnya.

Ia mengakui Kabupaten Bogor salah satu pusat industri. Sayangnya, se-Jawa Barat, Kabupaten Bogor pada 2015 tercatat sebagai daerah yang paling tinggi menunggak pembayaran upah kepada para buruhnya.

Karenanya, ia mengimbau pendatang yang ingin mengadu nasib ke Bogor memiliki kemampuan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement