REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mushaf Alquran banyak ditemukan di belahan negara-negara Eropa. Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Prof Dr Nasaruddin Umar mengatakan mushaf-mushaf di sejumlah negara Barat karena dibawa para penjajah Eropa saat menjajah negara-negara Islam.
Nasaruddin mengatakan banyak penjajah Eropa yang menjajah negara-negara Islam. Ketika mereka kembali ke negaranya, banyak benda bersejarah yang dibawa termasuk lembaran-lembaran naskah Al-quran.
"Banyak Alquran ditemukan di Eropa karena dibawa penjajah zaman dulu di negara Islam," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (23/7).
Menurutnya, penjajah zaman dahulu banyak bertransaksi manuskrip dengan penduduk lokal. Termasuk saat penjajah asal Perancis yang menjajah Mesir dulu. Mereka membawa banyak benda kuno salah satunya mushaf Alquran yang dimiliki umat Muslim kala itu.
Karenanya, saat ini banyak negara Eropa yang mengklaim menemukan mushaf Alquran tertua. Hal itu menurutnya sudah biasa. Alquran yang ditemukan tersebut juga kebanyakan ditulis pada masa Bani Muawiyah dan Abbasiyah.
Sebelumnya mushaf kuno Alquran ditemukan kembali di Universitas Birmingham, Inggris. Berdasarkan hasil uji penanggalan dengan radiokarbon, diketahui lembaran Alquran tersebut berusia sekitar 1.370 tahun. Penemuan ini diklaim sebagai Alquran tertua di dunia.