Kamis 23 Jul 2015 21:46 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Kasus Tolikara, Khatib Jumat Diminta Tenangkan Umat

Rep: Halimatus Sa'diyah / Red: Karta Raharja Ucu
 Warga beraktifitas di lokasi terbakarnya kios dan Mushollla di Tolikara, Papua, Kamis (23/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga beraktifitas di lokasi terbakarnya kios dan Mushollla di Tolikara, Papua, Kamis (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama dan tokoh agama yang akan menjadi khatib shalat Jumat diminta membawakan ceramah yang menenangkan ummat. Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj mengatakan, ulama harus meredam dampak negatif dari kasus Tolikara agar tidak muncul aksi balas dendam.

"Saya menghimbau semua khatib shalat Jumat agar jangan sampai memberikan khutbah yang berbau provokasi," kata Said usai mengikuti forum dialog tokoh lintas agama bersama Presiden Jokowi di Istana Negara, Kamis (23/7).

Saat memberikan pernyataan tersebut ia didampingi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Slamet Effendi, Ustaz Yusuf Mansur, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Henriette Tabita Lebang, Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Arief Harsono dan Ketua Umum Parisada Gindu Dharma Indonesia Sang Nyoman Suwisma.

Said menambahkan, semua tokoh lintas agama menyesalkan terjadinya peristiwa Tolikara. Mereka juga sepakat untuk menjadikan kasus tersebut sebagai pelajaran agar lebih memupuk toleransi dalam kehidupan beragama.

"Kita mengantisipasi agar tidak terjadi di tempat lain. Di Tolikara sudah mulai kondusif, jangan sampai di tempat lain ada provokasi kemudian terjadi balas dendam," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Henriette Tabita Lebang juga meminta umatnya mengedepankan semangat toleransi dalam kehidupan beragama.

"Saya mengimbau pada pastor, pendeta dan seluruh pelayan firman pada hari Minggu, semua dituntun melihat kedamaian, memupuk semangat saling menghargai," kata Henriette.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement