Jumat 24 Jul 2015 03:35 WIB
Pembakaran Masjid

Masyarakat Pangkalpinang Diminta tak Terpancing Isu SARA

 Pranjurit TNI berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian pembakaran kios dan Musholla di Tolikara, Papua, Kamis (23/7).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pranjurit TNI berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian pembakaran kios dan Musholla di Tolikara, Papua, Kamis (23/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Kepala Kepolisian Resor Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, AKBP Heru Budi Prasetyo mengimbau masyarakat di kota itu agar tidak terpancing isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) pascainsiden yang terjadi di Tolikara, Papua.

"Insiden yang terjadi di Papua sudah ditangani pihak kepolisian berkerja sama dengan instansi terkait dan pemerintahan. Insiden itu murni tindak pidana. untuk itu masyarakat jangan sampai temakan isu SARA," ujarnya di Pangkalpinang, Kamis (23/7).

Selain mengimbau kepada masyarakat, pihaknya juga sudah mengumpulkan para tokoh-tokoh agama, pemuda dan masyarakat untuk mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di Papua.

"Walaupun untuk di Pangkalpinang saat ini Kamtibmas dalam kondisi aman, namun kita tidak boleh beranggapan kalau seterusnya aman, melainkan harus tetap dilakukan pencegahan," ungkapnya.

Dikatakannya, pihaknya tidak akan menoleransi hal-hal yang bersifat anarkisme. Untuk itu, pihaknya meminta kepada seluruh masyarakat untuk memepercayakan kepada kepolisian dalam menyelesaikan segala bentuk insiden yang terjadi.

"Kami minta segala bentuk insiden yang terjadi semua masyarakat mempercayakannya kepada aparat hukum dalam menyelesaikannya," katanya.

Ia mengatakan, mengenai gangguan kamtibmas seperti kenakalan remaja, pencurian dengan pemberatan, pencurian kendaraan bermotor dan lainnya harus diantisipasi sejak dini.

"Semua peluang gangguan kamtibmas mulai dari ambang gangguan, potensi gangguan hingga gangguan nyata harus diantisipasi sejak awal supaya kamtibmas benar-benar bisa tercipta," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement