REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Perdana Menteri Australia Tony Abbot telah mengumumkan sistem tingkatan siaga terorisme yang baru saja dibuat. Sistem keamanan ini akan diurutkan hingga lima tingkatan yang tujuannya mempermudah warga Australia untuk memahami situasi darurat teroris di sana.
"Saya berharap dengan tingkatan baru ini, kemungkinan yang tidak diharapkan (teror), akan lebih sederhana dipahami," kata Abbot, seperti dikutip The Guardian, Kamis (23/7).
Sebelumnya Australia telah memilik empat tingkat keamanan, yakni rendah, sedang, tinggi, dan ekstrem. Dengan penambahan satu tingkat lagi, menandakan Australia telah serius menghadapi ancaman teror dalam negerinya.
Dengan ini, pemerintah Australia akan lebih mudah mengingatkan warganya bila ada ancaman teror. Pemerintah juga akan memberikan arahan tentang dari mana potensi teror itu berasal dan bagaimana para teroris akan menyerang.
Dengan peningkatan sistem siaga terorisme ini juga Abbot berkomitmen untuk menentang segala bentuk ideologi ekstremisme di sana, terutama yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Pemerintah setuju untuk menghadapi ancaman teror yang paling nyata dalam sejarah bangsa," ujarnya.
Pemerintah Australia memperkirakan sekitar 120 warganya telah bergabung dengan ISIS. Bahkan, 160 warga lainnya diduga terlibat aktif dan intens dengan ISIS, yakni dengan melakukan perekrutan anggota dan pembiayaan operasi.