REPUBLIKA.CO.ID, FUZHOU -- Hujan badai terus menyebar kepanikan di Cina pada Kamis (23/7), sehingga menewaskan enam orang dan membuat empat orang lagi hilang, setelah banjir yang dipicu oleh hujan menerjang Provinsi Fujian Timur, kata pemerintah lokal.
Hujan lebat yang mulai turun pada Ahad (19/7) terus mengguyur beberapa bagian barat dan tengah Fujian. Sebanyak 420.000 orang telah menjadi korban banjir dan 171.800 orang dipaksan mengungsi, kata kantor pemantau kemarau danpencegah banjir di dalam satu siaran pers.
Kabupaten Yunxiao di Kota Zhangzhou menerima curah hujan sebanyak 404Mm dari pukul 08.00 pada Ahad sampai pukul 14.00 Kamis (16/7), jumlah curah hujan paling banyak yang dilaporkan di semua 21 kabupaten yang diguyur hujan badai.
Namun Kabupaten Liancheng di Kota Longyan paling menderita, demikian laporan Xinhua, Jumat (24/7) pagi. Hujan lebat membuat air sungai meningkat dan menggenangi pusat kabupaten itu, tempat air banjir mencapai lebih dari dua meter selama tujuh jam pada Kamis.
Hujan badai memutus lalu-lintas, pasokan listrik dan air serta saluran telekomunikasi, kata dokumen tersebut. Banjir akibat hujan lebat telah merobohkan 11.000 rumah dan merusak 26.220 hektare lahan pertanian di seluruh provinsi itu, katanya. Kerugian ekonomi langsung diperkirakan mencapai 4,2 miliar yuan.
Hujan badai mereda pada pukul 17.00 waktu setempat, kata biro meteorologi provinsi. Sementara itu, hujan lebat yang terus mengguyur telah mempengaruhi 360.700 orang di 14 kabupaten, wilayah dan kota di Provinsi Hubei di Cina Tengah sejak Rabu, kata Departemen Urusan Masyarakat Provinsi.
Hingga pukul 14.00 pada Kamis, lahan pertanian seluas 36.950 telah rusak dan 145 rumah telah ambruk, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi langsung sebesar 67,79 miliar yuan (10.9 juta dolar AS), kata departemen tersebut.