Jumat 24 Jul 2015 13:57 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Komat: Insiden Tolikara Seperti Terencana Pihak Asing

Rep: C26/ Red: Ilham
Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Tolikara, yang dibakar massa.
Foto: Twitter
Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Tolikara, yang dibakar massa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak beredarnya simbol bintang david atau bendera Israel di Tolikara, Papua dinilai mengherankan. Ini semakin menguatkan indikasi keterlibatan pihak asing sebagai orang ketiga di balik insiden kekerasan yang dilakukan jemaat Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) beberapa waktu lalu.

Hal ini disampaikan juru bicara Komite Umat (Komat), Adnin Armas yang mengatakan dengan fakta tersebut peristiwa ini seperti menguatkan apabila sudah direncanakan pihak ketiga. Pasalnya, sebelumnya tidak pernah ada pertikaian antara masyarakat pribumi Papua dengan umat Muslim.

"Di Jakarta saja nggak ada kan bertebaran simbol bintang david. Ini terlihat seperti direncanakan oleh pihak asing," kata Adnin kepada ROL, Kamis (23/7), malam.

Menurutnya, berpuluh-puluh tahun Papua tidak pernah terlibat konflik antar agama. Ia melihat seperti memang sudah direncanakan apalagi kejadian tepat di hari raya umat Muslim, yakni Idul Fitri.

 

Padahal, kata dia, masyarakat pribumi Tanah Papua sangat menjunjung perdamaian dan toleransi antar agama. Seharusnya jika memang tengah ada konferensi, mereka bisa mengundur beberapa jam saja mengingat salat Idul Fitri juga tidak berlangsung lama.

Inilah yang menurutnya mengindikasikan kuat keterlibatan pihak asing. Diperkuat dengan banyaknya simbol Israel yang ada. GIDI juga diketahui dalam websitenya mencantumkan kerja sama dengan negara tersebut. Padahal Indonesia sendiri tidak menjalin hubungan bilateral dengan Israel.

Untuk itu, pihaknya meminta aparat keamanan harus berani mengungkap kecenderungan terlibatnya pihak asing. Terutama BIN sebagai lembaga intelejen harus melakukan verifikasi hal tersebut. "Ini masalah dalam negara kita, tentara, polisi, dan BIN harus berani melakukan verifikasi dan mengungkap itu," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement