REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Gubernur Sumsel, Alex Noerdin mengungkap Masjid Raya Sriwijaya dari desain akan berbeda dengan masjid yang pernah dibangun di Indonesia, karena sangat artisitik dan futuristik. Mengenai namanya nanti akan kita pikirkan, sekarang diberi nama dulu Masjid Raya Sriwijaya.
”Untuk pembangunan masjid yang sekaligus menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia tersebut membutuhkan dana mencapai Rp1,2 triliun," kata dia, Jumat (24/7).
Untuk pendanaan pembangunan masjid tersebut menurut Gubernur Alex Noerdin selain berasal dari APBD Provinsi Sumatera Selatan, dari dana bersama APBD Kota Palembang, bantuan dari masyarakat dan bantuan dari donatur di negara-negara Timur Tengah.
Untuk mencari dana bantuan dari donatur di Timur Tengah, Alex Noerdin berencana mengunjungi beberapa negara yang siap jadi pendonor. “Saya akan road show mencari bantuan dana pada tahun ketiga pembangunan karena bisa menunjukkan rencana akhir dari pada saat awal pembangunan. Pendonor pasti tak mau jika hanya melihat tanah kosong,” katanya.
Selain mengalokasikan dana dari APBD untuk pembangunan Masjid Raya Sriwijaya yang megah tersebut, Pemerintah Provinsi Sumsel telah mempersiapkan lahan seluas 15 hektar. Untuk pembangunan Masjid Sriwijaya tersebut juga telah dibentuk Yayasan Wakaf Masjid Sriwijaya (YWMS) dengan Ketua Zamzami Achmad dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin menjadi ketua pembangunan Masjid Raya Sriwijaya serta Prof Jimly Asshiddiqie sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Masjid Sriwijaya.
Untuk tahap awal, Yayasan Wakaf Masjid Sriwijaya telah menerima bantuan, diantarannya berasal dari PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) yang disampaikan yang memberikan bantuan sebesar Rp450 juta.