REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Forum Kerukunan Antarumat Beragama di Papua, Lipiyus Biniluk meminta pemerintah dan masyarakat Indonesia memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan tokoh agama di Papua untuk menyelesaikan insiden Hari Raya Idul Fitri di Tolikara pada 17 Juli lalu.
Lipiyus mengatakan Pemprov Papua dan pihaknya optimistis bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Menurutnya selama ini kerukunan antarumat beragama di Papua selalu berjalan harmonis, dan insiden seperti di Tolikara bukanlah ciri kehidupan antarumat beragama di wilayah itu.
"Kami harap warga, bangsa, doakan dan dukung apa yang akan kami lakukan di sana. Sejak Papua gabung dengan Indonesia, belum pernah ada konflik seperti ini. Secara budaya, orang Papua haram hukumnya bakar tempat ibadah. Tempat ibadah dari agama apa pun itu milik bersama," tegasnya usai bertemu Presiden Jokowi, Jumat (24/7) sore.
Lipiyus Biniluk melanjutkan, kondisi di Tolikara saat ini sudah sangat kondusif dan sangat aman. Bahkan menurutnya, bahwa situasi kondusif itu bahkan sudah tercipta sejak 2 (dua) jam terjadinya insiden pada saat salat Idul Fitri itu.
"Kegiatan masyarakat jalan seperti biasa," katanya.
Mengenai tanggapan Presiden Jokowi, Lipiyus mengatakan, dalam pertemuan itu Presiden meminta semua pihak di Papua bekerjasama menjaga keamanan.
"Presiden juga ucapkan terimakasih karena semua pihak di Papua bergerak cepat menyelesaikan masalah ini," ujarnya.
Ketua Wilayah Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia itu menambahkan, bahwa insiden yang terjadi di Tolikara bukan didasari masalah agama, tapi lebih karena masalah komunikasi yang tidak berjalan lancar.