REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Lembaga HAM di Meksiko menilai terjadi Kelemahan serius pada pemerintah meksiko. Khususnya pukulan telak untuk Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto atas skandal yang telah merusak pemerintahannya.
Kelemahan pada masa pemerintahannya adalah tidak kunjung dapat menemukan tersangka pembantaian 43 siswa tahun lalu. Sebanyak 43 guru dan pelajar diculik di Iguala, barat daya Meksiko September lalu.
Kemungkinan besar mereka telah dibunuh oleh geng narkoba yang bekerja sama dengan polisi korup. Banyak yang menilai kasus ini menjadi simbol lemahnya pemerintahan Pena Nieto.
“Hilangnya 43 orang di kota Iguala telah membuktikan kedalaman tentang kebiadaban dan mengabaikan keadilan di Meksiko,” ujar Presiden Comisión Nacional de Derechos Humanos (CNDH), Luis Raul Gonzalez dalam sebuah pernyataan, Jumat (24/7).
Laporan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (CNDH) kata kantor jaksa agung telah mengidentifikasi salah satu mayat dari 43 siswa. Namun masih belum disusun informasi dasar tentang korban, yang datang dari latar belakang miskin. Sedikitnya pihak berwenang telah menyelidiki 11 tersangka dalam kasus ini.
Temuan ini menambah daftar hitam bagi pemerintahan Pena Nieto yang menderita rasa malu besar pada bulan ini. Karena pada bulan ini, bos kartel naroba Meksiko yang paling terkenal, Joaquin "El Chapo" Guzman, melarikan diri dari sebuah penjara keamanan maksimum melalui sebuah terowongan. Pelarian ini, telah terjadi sebanyak dua kali.