REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali mengharapkan umat Hindu di Tanah Air menjaga dan meningkatkan nilai toleransi antarumat beragama. Terutama di tengah kemajemukan bangsa dalam memaknai Hari Raya Kuningan.
"Hari Raya Kuningan ini hendaknya dijadikan momentum untuk tetap menjaga toleransi dan rasa saling menghargai antarumat beragama," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Sudiana di Denpasar, Sabtu (25/7).
Ia menjelaskan sebagai umat beragama, manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu berdampingan dengan umat lainnya. Sehingga di tengah kondisi itu, umat diharapkan untuk saling menghargai satu sama lain terlebih di saat merayakan hari besar keagamaan masing-masing.
"Kalau kita saling menghargai dan selalu berdampingan sehingga tidak timbul rasa curiga atau pertikaian," ucapnya.
Komunikasi antar pemangku kepentingan dan antarpemuka agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) juga lebih intensif dilakukan guna memberikan pencerahan kepada umat beragama mengenai keragaman dan kerukunan.
Sudiana mengapresiasi kerukunan masyarakat yang tercipta di Bali mengingat pada Ahad yang sama umat Muslim baru saja merayakan Idul Fitri 1436 Hijriah dan umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Perayaan hari besar itupun berlangsung khidmat dan harus tetap dipertahankan guna memupuk persaudaraan dan kerukunan.
Hal tersebut berkaca dari pengalaman buruk peristiwa yang kerap terjadi karena permasalahan perbedaan hingga berujung pada kasus yang melibatkan antaragama salah satunya yang baru-baru ini terjadi insiden di Tolikara, Papua.
Insiden yang terjadi tepat saat umat Muslim merayakan ibadah Shalat Idul Fitri pada Jumat (17/7) itu menyebabkan puluhan toko/rumah terbakar termasuk masjid akibat aksi oknum yang tidak bertanggungjawab.