Sabtu 25 Jul 2015 14:07 WIB

Muhammadiyah Harus Mampu Perkokoh Kekuatan Internal

Rep: Marniati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Ketua Panitia Pengarah Muktamar ke 47 Muhammadiyah, Haedar Nasir, menjelaskan rencana  penyelenggaraan muktamar di Kantor Redaksi Republika, Jakarta, Selasa (12/5).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ketua Panitia Pengarah Muktamar ke 47 Muhammadiyah, Haedar Nasir, menjelaskan rencana penyelenggaraan muktamar di Kantor Redaksi Republika, Jakarta, Selasa (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk dapat berperan memajukan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal maka Muhammadiyah haruslah maju terlebih dulu. Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir mengatakan Muhammadiyah harus memiliki pendirian yang kuat, mandiri dan memiliki kekuatan inner-dynamic yang tinggi.

"Muhammadiyah harus kuat dari rumah dan dapurnya sendiri sebelum memperkuat dunia luar, yang kokoh dalam berbagai aspek.  Mana mungkin banyak memberi dan berbuat ke luar sementara warga, umat, dan lingkungan internal sendiri masih belum kuat," ujar Haedar Nasir kepada Republika, Sabtu (25/7).

Ia menegaskan Muhammadiyah harus memiliki prinsip dan pemikiran gerakan yang kuat. Baik untuk sumber daya manusia, organisasi dan kepemimpinan, jaringannya, serta amal usaha dan kekuatan ekonominya. Dengan memperkuat amal usaha dan gerakan ekonomi maka Muhammadiyah semakin mandiri.

Menurutnya, untuk memperkokoh kekuatan internal Muhammadiyah tidaklah mudah. Diperlukan kerja keras dan pengkhidmatan yang tinggi. Untuk itu, diperlukan tanggungjawab para pemimpin Muhammadiyah secara keseluruhan dari pusat hingga ranting, termasuk Ortom dan Amal Usaha.

Ia berharap, calon pemimpin Muhammadiyah nantinya mampu menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki kekuatan pergerakan maju dan unggul. Selain itu, pemimpin Muhammadiyah nantinya harus bergerak di atas landasan Islam dan ideologi berkemajuan. Dan tidak bergerak pragmatis serta oportunistik atau ikut arus yang hanya mengejar kehebatan semata tanpa fondasi nilai-nilai utama gerakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement