REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII, Saleh Partaonan Daulay menuturkan, masjid sebaiknya menjadi pengembangan ekonomi umat.
Karenanya, ia menilai rencana Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla untuk membentuk tim pemantau pengeras suara masjid, tidaklah penting. Saleh berpendapat, masih banyak persoalan umat yang lebih mendesak daripada pembentukan tim tersebut.
"Termasuk bagaimana agar masjid-masjid bisa berfungsi sebagai sentra pengembangan ekonomi umat. Mestinya, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Banyak kegiatan lain yang lebih mendesak, termasuk fungsi pendidikan dan ekonomi," ujar Saleh kepada ROL, Sabtu (25/7).
Menurutnya, DMI belum tentu bisa melaksanakan tugas pemantauan tersebut. Sebab, masjid-masjid di Indonesia dimiliki dan didirikan masyarakat. Secara struktural, DMI tidak memiliki garis komando langsung ke masjid-masjid yang ada.
Ia melanjutkan, sebagai ormas, DMI tidak mempunyai tanggung jawab untuk memantau aktivitas di ormas lain. Karena kebanyakan masjid dimiliki ormas-ormas lain.
Sebelumnya, juru bicara JK, Husain Abdullah, menyebutkan Jusuf Kalla membentuk tim memantau pemutaran kaset-kaset pengajian di masjid-masjid. Lewat tim ini, JK bermaksud menghimpun fakta di lapangan untuk mengukur tingkat kebisingan suara kaset pengajian.