REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan masjid di Tolikara segera dilakukan, meski terganjal permasalahan kepemilikan tanah sebagai lokasinya. Juru bicara (jubir) Komite Umat (Komat), Adnin Armas akan segera mengkonfirmasi mengenai tanah kepemilikan yang akan dijadikan lokasi masjid baru tersebut.
“Saya sudah diberitahu siapa yang memiliki tanah tersebut bahkan sudah diberikan nomor teleponnya, tapi dia sedang tidak ada di Tolikara tapi di Sorong. Nanti saya akan klarifikasi kepemilikan tanahnya,” kata Adnin kepada ROL, Sabtu (25/7).
Selain itu, ia memperkirakan pemilik tanah bukan anggota Gereja Injili Di Indonesia (GIDI). Ia menyatakan, pemilik tanah tersebut kemungkinan umat Muslim karena lahan yang sebelumnya dijadikan masjid dan terbakar juga milik orang tersebut.
Selain itu, kesiapan untuk membangun masjid yang baru sudah dilakukan dengan baik. “Saya kemarin sudah dikirim foto lokasinya, budgetnya juga sudah dirancang. Jadi pembangunan akan segera dilakukan dan tim kami juga masih bekerja di sana,” jelas Adnin.
Untuk itu, ia juga kini mengaku sedang memastikan berapa luas tanah yang akan dibuat untuk pembangunan masjid tersebut. Jika sesuai informasi awal maka tempat ibadah tersebut akan dibangun dengan luas 10 x 12 meter.
Diketahui, akibat insiden Tolikara, masjid yang berada di dekat Koramil yaitu Baitul Muttaqin ikut terbakar. Namun kondisi sekarang, di dekat lokasi komplek Koramil tersebut akan dibangun masjid yang baru dan sudah diletakan batu pertamanya oleh pemerintah setempat dan nasional.