Ahad 26 Jul 2015 07:10 WIB

PDIP Berkepentingan Menang di Seluruh Pilkada Maluku

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Sebagai kekuatan politik dan wadah perjuangan rakyat, PDI Perjuangan berkenpentingan untuk memenangkan seluruh pilkada di Maluku, dan kepentingan ini bukan karena haus kekuasaan atau membangun imperium kekuasaan yang menistakan nasib dan kehendak rakyat.

"Kita berkepentingan karena di mana-mana kemiskinan, keterbelakangan dan ketertinggalan masih mendera sebagian besar rakyat Maluku, itulah sebabnya mengapa kita berkepentingan dalam pilkada kali ini," kata Ketua DPD PDI Perjuangan setempat Edwin Adrian Huwae di Ambon, Sabtu (25/7).

Pernyataan Edwin disampaikan dalam acara halal bihalal yang dirangkaikan dengan penyerahan rekomendasi partai kepada empat pasangan bakal calon kepala daerah yang akan mengikuti pilkada serentak 9 Desember 2015.

Menurut Edwin, Untuk Kabupaten Maluku Barat Daya, pasangan bakal calon bupati/wabub Barnabas Ornor (Petahana)-Benjamin Noah mendapatkan rekomendasi partai berlambang banteng kekar moncong putih tersebut.

Kemudian untuk Kabupaten Buru Selatan diberikan kepada pasangan petahana Tagop Sudarsono-Buce Seleky, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Siti Suruway-Syarifudin Goo, serta Kabupaten Kepuluan Aru diberikan kepada pasangan Wellem Kurnala-Aziz Gin.

Penyerahan rekomendasi ini diberikan langsung Wakil Ketua DPP PDI Perjuangan Komaruddin Watubun. "Bagi kita pilkada merupakan sebuah jembatan emas yang diseberangnya akan kita wujudkan rakyat Maluku yang bebas dari kemiskinan, keterbelakangan, dan ketertinggalan sehingga tidak ada pilihan lain bagi kita semua, kecuali kita menang dan sapu bersih seluruh pilkada di daerah ini," ujarnya.

Yang tidak boleh dilupakan, lanjutnya, adalah kecenderungan elit politik yang menyederhanakan pilkada sebatas ajang pertarungan dan urusan pribadi kandidat secara personal dan menjauhkan proses pilkada dari urusan partai politik.

Pemikiran seperti ini, kata Edwin, sebetulnya sangat sesat karena meninggalkan tugas pokok parpol sebagai pilar demokrasi yang bertanggungjawab mewujudkan kekuasaan yang mengabdi dan melayani rakyat.

Karena itu, dia ingin tegaskan bahwa urusan pilkada adalah urusan yang menyangkut harkat, martabat, harga diri, serta kehormatan partai, dan cara untuk menjaganya adalah dengan berjuang untuk mencapai dan tidak membiarkan lawan menikmati kemenangan itu.

Di samping itu, seluruh kader harus terus waspada dan berikhtiar karena watak manipulatif dan politik transaksional masih membelenggu kehidupan demokrasi, tanpa terkecuali di Provinsi Maluku. "Kita telah banyak dipencundangi, bukan karena rakyat tidak berpihak kepada kita namun watak manipulatif dan politik transaksional yang pragmatis itulah yang acapkali menyebabkan kekalahan kita," tegasnya.

Sebab itu diinstruksikan kepada seluruh kader untuk mengawal terus pilkada serentak dengan sebaik-baiknya agar budaya kejujuran, kebenaran, dan keadilan tidak dijungkirballikan oleh budaya manipulatif dan politik transaksional.

Dirinya juga meminta dukungan seluruh elemen di daerah ini, terutama aparat penegak hukum, tokoh agama dan tokoh pemuda yang merupakan benteng moral rakyat agar bisa bersama-sama membangun kepribadian serta peradaban rakyat Maluku yang jujur dan adil.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement