REPUBLIKA.CO.ID, TOLIKARA -- Kepala Suku Kogota sekaligus tokoh agama Gereja Injil Di Indonesia (GIDI), Ernes Yanenga menyebut pemicu pembakaran berasal dari luar Tolikara. Sebab, saat saat terjadi pelemparan seluruh tokoh adat turut mencegah.
Ernes Yanenga mengaku tidak termasuk panitia acara GIDI yang berlangsung. Namun, ia hanya memantau dari luar sebagai ketua adat dan saat kejadian dirinya bersama ketua ada ikut mengamankan masa.
Proses perdamaian dan sosialisasi sudah dilakukan oleh seluruh kepala suku. Ernes menuturkan, sejak dahulu di daerah Tolikara tidak pernah terjadi kerusuhan agama antara muslim dan kristen.
"Kita itu bergandengan tangan bersama-sama saling melayani. Kita di Tolikara ini saling mencintai dan mengasihi satu dengan yang lain sejak dari dulu,"ujarnya.
Menurutnya, kejadian pembakaran di luar dugaan dan bukan direncanakan. Ernes dan empat kepala suku lainya bersama dengan tokoh gereja GIDI sudah melakukan konsolidasi. Dirinya mewakili seluruh umat masyarakat di Tolikara berharap semua umat dapat menjalankan ibadah dengan aman, nyaman, dan damai.
"Jadi itu sudah pasti. Pendirian masjid sudah disetujui oleh pihak adat dan gereja,"katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari warga dan kepolisian, dalam seminar tersebut sekitar 4000 jemaah GIDI dari se-Indonesia dan luar Indonesia antarannya dari Istrael, Papua Nugini, dan Australia.