REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengakui biaya hidup di Ibu Kota sangat mahal. Ia menilai biaya hidup bagi warga yang belum menikah di Jakarta, setiap bulannya mencapai Rp 2,5 juta.
Karenanya, menurut Basuki, jika dalam satu keluarga hanya suami saja yang bekerja, tidak bisa bertahan hidup di Jakarta. "Kalau kamu punya istri dan anak yg gak kerja sebenarnya gak bisa hidup di Jakarta," katanya, Senin (27/7).
Karenanya, untuk meringankan beban warganya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memperbaiki berbagai aspek, mulai dari kependudukan, pangan, hingga masalah transportasi publik. Apalagi biaya transportasi kian tinggi.
Ahok, sapaan akrab Basuki mengklaim, transportasi publik di Jakarta, seperti bus sudah cukup baik. Tarif yang diberlakukan akan cukup bervariasi seperti hitungan tarif per rupiah atau kilometer. Menurutnya, nantinya variasi juga akan diberlakukan pada tarif tiket, yang akan ada sistem tiket harian, mingguan, bulanan atau bahkan tarif tiket tahunan. Sehingga, kata dia, nantinya diperkirakan akan meringankan beban orang banyak.
Suami dari Veronica Tan itu menganggap kalau aspek dari transportasi, merupakan salah satu aspek yang membuat biaya hidup yang ditanggung masyarakat di Jakarta menjadi tinggi. Itulah yang menjadi alasannya untuk memberikan subsidi kepada transportasi publik, dibandingkan mengucurkan subsidi kepada manusianya yang dianggap tidak tepat.
"Makanya kita subsidi ke bus, bus jadi bagus, sopir digaji mahal, ini akan menguntungkan," kata dia.