REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mencatat ada sekitar tujuh kecamatan yang sudah dilanda bencana kekeringan. Sementara, sembilan kecamatan lainnya masih terancam kering.
Kepala BPBD Banten, Komari mengungkapkan bahwa data kekeringan tersebut baru diterima dari dua daerah, yakni Kabupaten Lebak dan Kota Cilegon. Sedangkan daerah lainnya masih belum diterima dari BPBD setempat.
“Untuk saat ini tercatat ada dua desa di Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon yang terkena bencana kekeringan. Namun, di Cilegon sudah dibantu pendistribusian air bersih oleh PDAM dan perusahaan di Merak,” kata Komari, Senin (27/7).
Sementara di Kabupaten Lebak, tercatat ada lima kecamatan yang sudah megajukan laporan telah dilanda bencana kekeringan. Yaitu Kecamatan Warung Gunung, Sajira, Leuwidamar, Bayah, dan Cilograng.
Kepala BPBD Lebak, Kaprawi mengungkapkan, dari pemetaan pemerintah daerah melalui BPBD, ada sekitar 14 kecamatan yang terancam terkena bencana kekeringan di Lebak. Namun, lima kecamatan yang sudah melaporkan telah terjadi kekeringan.
“Namun sebenarnya kekeringan yang melanda lima kecamatan tersebut belum termasuk dalam bencana kekeringan yang luar biasa, karena sebenarnya masih ada air namun kekurangan,” katanya.
Kaprawi juga mengatakan, ada 14 desa dari 14 kecamatan yang berpotensi terkena kekeringan. “Hasil pemetaan tersebut sebenarnya merupakan kecamatan-kecataman yang sudah menjadi langganan kekeringan,” katanya.
BPBD Lebak, kata dia, sebenarnya sudah melakukan aksi tanggap bencana kekeringan sejak awal Juli ini. Kita sudah mendistribusikan air bersih di beberapa daerah yang terkena bencana kekeringan tersebut,” kata Kaprawi.