REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama memulai kunjungannya ke Ethiopia dengan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Hailemariam Desalegn. Ethiopia adalah negara kedua yang disambangi Obama dalam tur Afrikanya setelah negara kelahiran sang ayah, Kenya.
Obama dan Hailemariam diharap menjadikan HAM dan isu keamanan regional sebagai fokus utama. Selain itu, tak ketinggalan isu perang sipil di Sudan Selatan, perdagangan dan korupsi. Obama disambut dengan hangat di bandara internasional Addis Ababa pada Senin (27/7) langsung oleh Hailemariam. Obama adalah presiden AS pertama yang mengunjungi Ethiopia.
Ethiopia adalah sekutu dekat AS dalam memerangi militan. Ribuan pasukan Ethiopia berada di Somalia. Selain hubungan keamanan, Obama diperkirakan akan mengangkat isu tentang erosi kebebasan demokrasi di Ethiopia.
Dalam pemilihan umum terakhir, partai berkuasa menguasai kursi parlemen dan dengan mudah mengeluarkan perintah penahanan terhadap media juga blogger. Obama akan menyentil hal tersebut dalam pertemuannya. Meski demikian, kunjungannya akan lebih pada mengeratkan hubungan.
"Ini adalah peluang untuk menguatkan upaya yang telah direncanakan, demi langkah lebih lanjut pada hal yang sebelumnya tidak berhasil," kata pejabat AS, dikutip BBC.
Beberapa kelompok HAM berharap kunjungan Obama dapat menjadi pengingat bagi pemerintah. "Kami tidak ingin kunjungan ini digunakan untuk membenarkan pemerintahan yang telah terbukti melanggar HAM," kata Abdullahi Halakhe dari Amnesty Internasional.
Ia dan organisasi lain mendesak Obama untuk menempatkan HAM dalam prioritas utama diskusi. Sementara dalam isu keamanan, kedua pemimpin akan membahas upaya memerangi kelompok militan yang berbasis di Somalia, Al Shabab.