REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen pol Tito Karnavian memaparkan, terjadinya tawuran di Johar Baru, Jakarta Pusat karena langkah-langkah pencegahan yang membaurkan kedua kelompok yang berkonflik belum maksimal. Tawuran tersebut juga terjadi akibat permasalahan sosial yang terus bermunculan.
"Permasalahannya kompleks sekali. Makin banyak orang kan makin banyak interaksi sosial makin banyak juga potensi konflik," kata Tito di Jakarta, Senin (27/7).
Tito melanjutkan, tawuran-tawuran di Jakarta umumnya terjadi di daerah-daerah slum (kumuh). Itu menurutnya tak lepas karena banyak sekali daerah slum di ibu kota ini. Keadaan itu pula yang membuat tingkat stres meningkat.
"Daerah slum ini mestinya direnovasi dan diubah wajahnya oleh Pemda paling tidak dibangun jadi pemukiman vertikal sehingga kehidupannya lebih tertib. Kalau tidak kan tingkat stresnya sangat tinggi, ya itu lah yang memicu konflik," tambah Tito.
Tito menambahkan, permasalahan tersebut sudah disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Dia pun mengatakan sudah mengundang ahok untuk membicarakan lebih lanjut terkait penanganan tawuran.
"Rencananya hari Rabu pak Gubernur akan ke sini (Polda Metro Jaya) untuk membahas kebijakan-kebijakan daerah untuk membangun daerah. Kita akan tanyakan apa kontribusi dari kepolisian khususnya Polda Metro Jaya dan jajarannya termasuk dalam masalah tawuran tadi," ucap Tito.