REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Puluhan perempuan berhijab dengan jilbab warna-warni dan gaun bunga berkumpul di sebuah taman hotel bintang empat di Moscow. Mereka mengadakan acara amal dengan bazaar dan fesyen baru-baru ini.
Perempuan-perempuan yang tergabung dalam Moscovite Muslims ini mempromosikan pakaian hijab hasil karya desainer lokal, juga kosmetik alami nan halal. Natalia Narmin Ichaeva, public relations specialist yang mengusung acara amal ini mengatakan dia dan teman-temannya mencoba mendefinisikan kembali citra Islam yang positif di Rusia.
"Kami ingin menciptakan Muslim trendsetter," kata mualaf yang baru saja masuk Islam dua tahun lalu itu, dilansir dari New York Times, Selasa (28/7).
Dalam beberapa dekade terakhir, kata Ichaeva, Islam di Moscow sering dikaitkan dengan serangan teroris, seperti perang melawan separatis di Chechnya dan pemberontakan berkepanjangan di Kaukasus Utara. Muslimah berpakaian serba hitam dan cadar disebut-sebut sebagai pelaku bom bunuh diri.
Namun, dua tahun lalu setelah terjadi gejolak di Ukraina, Ichaeva melihat adanya peluang untuk mengubah persepsi publik yang buruk tentang Islam. Hubungan Rusia dengan Amerika Serikat dan Eropa yang memburuk membuat negara ini mempererat hubungan dengan Cina dan negara-negara di Timur Tengah dimana populasi Muslimnya besar.
Muslim di Rusia juga semakin berhubungan baik dengan sesama setelah Presiden Rusia Vladiir Putin menekankan nilai-nilai konservatif, termasuk agama. "Saya melihat citra Muslim telah bergeser lebih baik sejak itu," kata seorang perancang busana 23 tahun dari Rusia, Rezeda Suleyman.