REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Serangan udara yang dilancarkan Turki ke kubu Kurdi di Irak berbuntut perang tagar di jejaring sosial Twitter. Puluhan ribu kicauan dengan pandangan saling berlawanan bermunculan di platform media sosial tersebut.
Dilansir Aljazirah, Selasa (28/7), salah satu tagar yang banyak mencuat bertuliskan #NATOStopErdogan. Ini diluncurkan oleh salah seorang aktivis Kurdi mengacu pada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang meminta NATO menggelar pertemuan darurat terkait kondisi di negaranya. Aktivis ini meminta NATO menghentikan sikap anti-Kurdi Turki.
Seperti diketahui, Turki pekan lalu mengumumkan memulai operasi militer terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah dan posisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak. Keputusan Turki tersebut dibuat setelah insiden pemboman yang diduga dilakukan ISIS menewaskan 32 warga Turki.
Namun pasukan Kurdi di Suriah mengatakan, Turki juga menyerang desa Kurdi di utara Suriah. Turki membantak klaim tersebut.
Tapi tak semua menentang langkah Erdogan menyerang ISIS dan Kurdi. Sejumlah pengguna Twitter Turki banyak pula yang mendukung operasi Turki terhadap pejuang Kurdi. Pada akhirnya, "perang" tagar ini mencerminkan perbedaan opini politik di dalam masyarakat Turki.