REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Ketua Organisasi Pengelola Pemakai Air (OPPA) Mitra Tirta Pamdes Prambanan, Mujimin menyampaikan akibat pompa sumur yang rusak di Dusun Gedang Sambirejo sebagian warga mulai membeli air untuk keperluan sehari-hari. Adapun pompa sumur dalam yang mengalami kerusakan mengampu 185 Kepala Keluarga.
"Pompa sumur yang rusak itu penggunaannya khusus bagi Dusun Gedang. Akibatnya ketika rusak, warga harus beli air," katanya, Selasa (28/7). Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Julisetiono Dwi Wasito pun membenarkan hal tersebut.
"Ada pompa sumur yang rusak di Kalinongko Lor Gayamharjo. Saat ini sedang dalam perbaikan," katanya. Selain itu ada satu sumur dalam yang juga rusak karena bagian bawahnya ambles, sehingga pompanya tidak bisa ambil.
Juli mengatakan untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab Sleman akan membuat sumur dalam baru. Sedangkan untuk kerusakan pipa, pihak OPPA sudah mengajukan anggaran perbaikan dan penggantiannya.
BPBD Sleman juga sudah menyiapkan 100 tangki air untuk distribusikan ke daerah rawan kekeringan. Namun distribusi tersebut hanya dilakukan bila ada kerusakan sistem jaringan air. Pihak swasta pun diharapkan dapat membantu perbaikan jaringan pipa air tersebut. "Minggu depan droping air akan kami lakukan di Kalinongko lor yang pompa sumurnya rusak," kata Juli.
Ia pun meminta agar OPPA memberlakukan ketentuan harga yang berbeda bagi masyarakat pembeli air. Juli mengimbau agar harga bagi masyarakat tidak disamakan dengan pembeli air dari industri.
Meskipun waktu musim kemarau ini diperkirakan lebih panjang, BPBD belum menetapkan status darurat kekeringan di Sleman. Karena menurutnya ketersediaan sumber air masih mencukupi. Juli mengatakan, berdasarkan pantauan di Prambanan debit air dari jaringan pipa masih besar.
Selain itu jumlah Sambungan Rumah (SR) dari warga ke pamdes Organisasi Pengelola dan Pemakai Air (OPPA) Mitra Tirta di sana pun bertambah.
"Untuk status darurat air belum kami tetapkan. Tapi kami akan kaji dan lihat perkembangannya. Kriteria darurat itu jika sumber air terbatas dan cuacanya hawa panasnya ekstrem," papar Juli.
Juli menuturkan, daerah yang rawan kekeringan di Kecamatan Prambanan yakni Desa Gayamharjo, Wukirharjo, Bokoharjo, dan Sambirejo. Sedangkan di Kecamatan Gamping yang dulunya rawan kekeringan, kini sudah teraliri jaringan PDAM.
Kemarau tahun lalu distribusi air dengan tangki dilakukan di beberapa wilayah Prambanan. Saat ini hal tersebut disinyalir akan berkurang. Karena jaringan air OPPA sudah terbangun di tiga sumber air, yakni Majasem, Bleber dan Grogol.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan menambahkan mekanisme droping air dilakukan berdasarkan kebutuhan dan pengajuan dari warga. Satu tangki air menampung 4.000 liter. "Warga bisa mengajukan ke BPBD melalui desa. Droping air untuk kebutuhan dasar seperti mandi," katanya menjelaskan.