Selasa 28 Jul 2015 20:14 WIB

Wapres: Banyak Bendera Israel di Papua Mungkin Karena Ketidaktahuan

Rep: c93/ Red: Damanhuri Zuhri
 Warga berfoto di depan rumah dengan logo Israel atau Bintang Daud di Tolikara, Papua, Jumat (24/7).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga berfoto di depan rumah dengan logo Israel atau Bintang Daud di Tolikara, Papua, Jumat (24/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tidah tahu-menahu perihal banyaknya bendera dan lambang Israel di Papua. Tetapi, berdasarkan kabar yang dia dapatkan, GIDI memiliki hubungan dengan organisasi keagamaan di Israel.

 

“Saya tidak tahu, Saya coba lihat fotonya, kabarnya GIDI punya hubungan dengan organisasi keagamaan di israel, mungkin ingin memperlihatkan kami ini juga simpatisan Anda. Tapi, itu ya tergantung temuan nantilah, kita tidak bisa berandai-andai itu iya, dia ngaku sendiri ada tamu dari Israel,” kata JK kepada Republika, Selasa (27/7).

 

JK melanjutkan, kemungkinan lain banyaknya bendera dan lambang negara Israel di Papua karena ketidakmengertian masyarakat di sana. Karena tidak mengerti, maka jumlah bendera negara Israel yang dikibarkan lebih banyak daripada bendera negaranya sendiri.

 

“Ya, mungkin itu mereka tidak ngerti bahwa itu bendera orang. Emangnya ngerti itu lambang israel?” ungkap pria berusia 73 tahun ini menjelaskan.

 

Sebelumnya diberitakan, kedekatan GIDI dengan Israel lantaran GIDI mendirikan gereja di Yerusallem. "GIDI mendirikan gereja di banyak negara seperti Papua Nugini, Australia, Israel, dan di seluruh Indonesia," kata Darwis Zikwa (35) jemaah GIDI asal Tolikara Kamis (23/7) malam.

 

Berdasarkan infomasi yang dihimpun dari warga, saat seminar berlangsung banyak warga yang menghias kendaraan, rumah, dan kiosnya dengan mengecat lambang negara Israel atau membawa bendera Israel.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement