REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Fatwa dan Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Barat, Gusrizal Gazahar meminta pemerintah untuk menyelesaikan konflik di Tolikara, Papua dengan tuntas.
"Aparat dan pemerintah harus selesaikan akar permasalahan, sebab Tolikara hanya letupan dari permasalahan yang mengganjal di negeri ini," kata dia di Padang, Selasa (28/7).
Dia menjelaskan, selama ini toleransi agama hanya terjadi dari satu belah pihak. Ia mencontohkan, ketika umat Islam ada yang melakukan tindakan seperti misalnya melanggar hukum, maka reaksi yang diambil tidak seimbang seperti saat umat agama lain melakukan hal serupa. "Jadi kami minta keadilan dalam mempertimbangkan toleransi itu," ujarnya.
Gusrizal juga meminta kepada umat Islam agar jangan mudah tersulut oleh provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab atau ingin memanfaatkan situasi yang ada. Menurutnya, jika semua pihak ingin menenangkan suasana, jangan biarkan orang-orang yang tidak patut bicara justru malah tampil di media, seperti jaringan Islam liberal.
Dikatakannya, komentar yang diucapkan oleh jaringan Islam liberal justru malah meminta umat Islam untuk berkaca diri, instropeksi, dan sebagainya. "Saya rasa, kalau itu dibiarkan saja dan dipangku media massa, sama saja menyiram asam pada luka, sangat pedih," jelasnya.
Gusrizal juga kurang sependapat dengan ulama yang dituntut menenangkan umatnya. Menurutnya, semua pihak mempunyai andil dalam menenangkan keadaan, salah satunya dengan menegakkan keadilan. "Kita lakukan keadilan. Jangan ditutupi. Kalau hanya diselesaikan di muka, ibarat api dalam sekam (jadi harus diselesaikan sampai akar)," kata dia.
Ia meminta kepada umat Islam untuk tidak melihat kejadian di Tolikara, Papua dengan kacamata permusuhan. Sehingga umat Islam tidak mudah terprovokasi keadaan. Selain itu, ia juga meminta kepada pihak-pihak terkait untuk tidak terlalu khawatir dengan reaksi umat Islam. Sebab, apapun yang terjadi, peristiwa terbakarnya masjid di Tolikara telah melukai perasaan umat secara keseluruhan. Namun, yang dituntut dan diinginkan oleh umat Islam adalah perlakuan adil dari orang-orang yang berkuasa.
"Saya tak yakin umat Islam akan buat kegaduhan, kehancuran negeri ini. Umat Islam sadar, tak sedikit darah umat yang tumpah membasahi negeri ini untuk wujudkan kemerdekaan. Apakah mereka yang akan meruntuhkan kembali," tutur Gusrizal.