Rabu 29 Jul 2015 14:06 WIB

Denting Piano 'Bintang Kecil' tak Lagi Terdengar

Rep: C93/ Red: Indira Rezkisari
Meinar Louis
Foto: dok Twitter
Meinar Louis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lagu anak-anak berjudul 'Bintang Kecil' yang sering dinyanyikan oleh anak-anak Taman Kanak-kanak (TK) begitu akrab di telinga. Namun, tak sedikit juga yang tidak mengenal Meinar Louis. Siapa dia? Meinar adalah pengiring piano bagi lagu tersebut.

"Penciptanya (Lagu Bintang Kecil) bukan ibu Meinar Louis, dia seorang pianis. Penciptanya pak A.T Mahmud, Ibu Meinar pengiring pianonya," kata adik ipar Meinar Louis, Cucu Nurbayati (47) saat ditemui di Jalan Padang nomor 20, Manggarai Jakarta Pusat, Rabu (29/7).

Meinar Louis berpulang ke pangkuan yang maha kuasa, Selasa (28/7) pada pukul 12.00 WIB. Dia sempat dirawat selama dua hari di RSCM.

Semasa hidupnya, anak kedua dari pasangan Luis Imam Pamuncak Nan Koening dan Ratna Rusana itu mendedikasikan hidupnya untuk bermain piano sejak belia hingga akhir hayatnya. Dia pun tak pernah lelah untuk menularkan ilmunya tersebut kepada anak-anak didiknya.

Keterampilannya tersebut pernah membawanya tenar sebagai pengiring acara-acara di TVRI era 70-80an, seperti Cerdas Cermat dan Ayo Menyanyi. Kesetiaan dan pengabdiannya pada seni musik itu pun tak pernah kendur dimakan umur, bahkan ketika denting piano tua yang dimiliki satu-satunya itu tidak lagi mengeluarkan nada-nada nan harmoni.

"Saat ulang tahunnya yang ke-85, Ibu Meinar masih bermain piano dan menyanyikan lagu anak-anak dengan ceria bersama anak-anak didiknya yang juga sudah tak muda-muda lagi. Kalau tidak salah sampai jam 5-an lah," tambah Cucu, yang juga salah seorang perawat Meinar hingga akhir hayatnya.

Ketika kontraknya dengan TVRI berakhir, dan pensiun sebagai guru, Meinar tak lantas berdiam diri. Perempuan kelahiran Sijunjung, 14 Mei 1930 ini memilih mengajar musik di sejumlah lembaga pendidikan TK di Jakarta.

Sebut saja TK Aisyah, TK Bintara 1-Bintara 4, TK Ade Irma dan TK Budi Asih adalah sekolah-sekolah yang murid-muridnya pernah merasakan didikan Meinar. Di sisa usianya, Meinar yang mencintai dunia anak-anak dan seni itu masih tekun mengajar dan mendedikasikan hidupnya sebagai guru musik.

Tanpa mengenal lelah, apalagi mengeluh, ia sambangi tempat mengajar dengan menumpang bajaj langganan. Dia pun tak pernah mengeluhkan honor yang diterima meski pun tak sebanding, bahkan mungkin hanya cukup untuk membayar ongkos bajaj saja.

"Sampai umur 82 tahun ibu masih mengajar di beberapa TK dan dia selalu menggunakan bajaj langganannya. Ada tukang bajaj namanya Pak Yanto langganannya ibu, kalau Pak Yanto tidak bisa, naik bajajnya Pak Soleh, kalau Pak Soleh berhalangan juga ada Pak Slamet," tambah Cucu.

Salah seorang murid Meinar, Suwito memaparkan, sejak masih mengajar di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Meinar selalu mengajari murid-muridnya dengan penuh kasih-sayang. Cara ajar yang diterapkannya tidak seperti seorang guru, melainkan seperti seorang ibu yang memberikan perhatian dan cinta kepada anaknya.

Meski begitu, Meinar selalu mengutamakan kedisiplinan. Dia pun sangat tidak senang jika anak didiknya masuk terlambat pada jam pelajarannya. "Dia itu sangat lemah-lembut, tapi sangat menerapkan kedisiplinan. Jadi ibu itu tidak suka kalau di jam pelajarannya ada anak yang terlambat masuk kelas," kata Suwito.

Kedekatan tersebut membuat murid-muridnya merasa sebagai anak-anaknya dan terus menjalin hubungan meski di usianya yang sudah tidak muda-muda lagi. Menurutnya, setidaknya ada tujuh angkatan yang masih aktif dan sering menemui Meinar.

"Yang aktif mungkin iya tujuh angkatan, tapi sebenarnya banyak juga angkatan-angkatan lainnya ya setiap angkatan ada perwakilannya. Tadi juga ada yang datang dari nangkatan 1975, sementara angkatan yang terakhir kan angkatan 1991," terang pria berusia 49 tahun tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement