REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi Sains Madrasah (KSM) salah satu dari tiga kompetisi yang dilombakan. Kompetisi ini diikuti 363 siswa dan siswi madrasah.
"Melalui KSM ini diharapkan dapat melahirkan Sumber Daya Manusia yang berkarakter yang kuat dan teruji serta handal di bidangnya," kata Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama, Dr Muhammad Nur Kholis Setiawan di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/7).
Dengan melahirkan SDM yang handal, Kholis berharap siswa-siswi madrasah dapat mengaplikasikan ilmu mereka pada kehidupan sehari-hari. Terutama, melalui KSM ini juga diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan sains di seluruh madrasah di Indonesia.
Kompetisi sains ini meliputi Madrasah Ibtidaiyyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madradah Aliyah (MA). Sedangkan untuk materi yang dilombakan adalah matematika, IPA, Biologi, Fisika, Kimia, Ekonomi, dan Geografi. "Ini lomba digelar setiap tahun, dan ini merupakan tahun keempat," ujar Kholis.
Sebelumnya, KSM dilaksanakan di Bandung (2012), Malang (2013), dan Makasar (2014). Selain KSM yang menjadi ajang lomba andalan setiap tahun kemenag, ada juga Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) yang hanya digelar setiap dua tahun sekali.
Ajang seni yang dilombakan termasuk seni kaligrafi Islam, Madrasah Singer, Hadroh, Pidato Bahasa Indonesia, Pidato Bahasa Arab, Pidato Bahasa Inggris, dan Tahfidz (hafalan alquran).
Sedangkan untuk cabang olahraga yang dilombakan, atletik, Bulu Tangkis, dan Tenis Meja. "Aksioma ini bertujuan membangun citra madrasah sebagai basis pengembangan rohani, jasmani, skill, dan intelektual," ujarnya.
Dalam pandangan Kholis, generasi penerus bangsa ini nantinya tidak hanya mampu dalam IPTEK dan IMTAQ namun juga tetap bisa menjaga fisik mereka agar tetap sehat.
Ajang perlombaan selanjutnya Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). "Lomba ini untuk membiasakan siswa untuk menulis karya ilmiah sejak dini," ujar Kholis.
Menurut Kasubdit Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama Ida Nor Qosim, saat ini sudah ada 184 yang mengirimkan proposal. Namun setelah diseleksi, ada 18 hasil risert mereka yang diterima. Di antaranya, enam risert tentang agama, enam risert IPS, dan enam risert tentang IPA. "Ini membuktikan pendidikan bukan sekadar dunia sains semata," ujarnya.
C30