REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Dubai Islamic Bank (DIB) yang merupakan salah satu bank syariah terbesar di Uni Emirat Arab sedang memanfaatkan turunnya harga minyak dunia dengan melakukan ekspansi ke beberapa negara berkembang seperti Indonesia.
Tercatat penurunan harga minyak sebesar 50 persen selama tahun lalu. Dengan adanya kondisi tersebut bank UEA ini tertarik untuk mengembangkan ekspansinya dengan memilih negara-negara berkembang yang sedang menunjukkan sinyal-sinyal melambatnya perekonomian negara mereka seperti Pakistan dan India.
Menyusul perkiraan pendapatan minyak mentah yang melambat, dimana minyak mentah merupakan pendapatan utama UEA, kepala penelitian di NBAD Securities berpendapat, “Saya yakin bahwa bank telah menetapkan strategi internasional dan mempercepat eksekusi di tengah kemungkinan tren beberapa tahun ini dimana harga minyak mentah sekitar 100 juta dolar Amerika per barel,” kata kepala penelitian di NBAD Securities, Sanyalaksna Manibhandu, menurut the National.
Dia melanjutkan, beberapa bank seperti Dubai Islamic Bank (DIB), Abu Dhabi Islamic Bank, FGB dan Emirates NBD mungkin akan mencoba untuk mengambil keuntungan lebih dari wilayah operasi mereka hingga ke luar negeri.
DIB yang sudah melakukan langkah ekspansi tersebut berencana akan memasuki wilayah Indonesia, di mana mereka sedang membicarakan untuk meningkatkan ekuitas dalam memberikan pinjaman syariah sebanyak 40 persen.
Selain itu dikabarkan pula mereka akan memanfaatkan pertumbuhan ekonomi di Afrika dengan mendirikan perusahaan di Kenya.