REPUBLIKA.CO.ID, Kalangan pakar dan praktisi pendidikan Austalia menyatakan kekhawatiran mereka terhadap masih banyaknya sekolah di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang tidak siap mengajarkan matematika lanjutan, sains dan teknologi.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan pakar dan praktisi pendidikan di Sydney, Rabu (29/7).
Dikatakan bahwa banyak sekolah yang bahkan tidak memiliki sumberdaya pendukung seperti laptop, tablet atau broadband untuk mendukung pengajaran mata pelajaran ini. Bahkan menurut seorang guru SMA, Dr Sarah Boyd, situasinya bisa bertambah buruk.
"Kita tahu adanya perbedaan di sekolah-sekolah, ada yang memiliki komputer untuk setiap murid, sementara sekolah lainnya masih menggunakan laptop tua tanpa broadband," katanya.
Menurut Dr Boyd, kurangnya sumberdaya pendukung semakin mengkhawatirkan apalagi jika mata pelajaran yang mengajarkan penulisan kode komputer mulai diterapkan di berbagai tingkatan pendidikan di Australia.
Pakar matematika dan sains dari University of Canberra Dr Iain Hay peserta didik dewasa ini wajib memiliki keterampilan matematika, sains dan teknologi untuk beradaptasi dengan kemajuan dunia.
"Mata pelajaran itu menjadi pengetahuan dasar yang harus dimiliki saat ini," kata Dr Hay.
Namun menurut Dr Boyd, tidak cukup banyak siswa yang memiliki mata pelajaran ini.
"Siswa yang memilih mata pelajaran ini sangat rendah," kata Dr Boyd.
Karena itu dia menyarankan perlunya pelatihan tambahan bagi para guru untuk meningkatkan kemampuan mereka mengajarkan matematik, sains dan teknologi.
Menurut Dr Jane Hunter dari University of Western Sydney, rencana pemerintah menambah dana 12 juta dolar untuk meningkatkan pengajaran mata pelajaran ini tidak memadai.