Kamis 30 Jul 2015 09:59 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Insiden Tolikara, GIDI: Kami Semua Adalah Korban

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Papua Lipiyus Binilek (tengah) didampingi Staf Khusus Presiden Lennys Kogoya (kedua kiri) serta sejumlah tokoh masyarakat dan pimpinan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) memaparkan hasil pertemuan tertutup dengan Presiden
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Papua Lipiyus Binilek (tengah) didampingi Staf Khusus Presiden Lennys Kogoya (kedua kiri) serta sejumlah tokoh masyarakat dan pimpinan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) memaparkan hasil pertemuan tertutup dengan Presiden

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Muslim Tolikara melakukan pertemuan dengan pemimpin Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) di Sekretariat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua, Jayapura pada Rabu (29/7), malam.

Wakil Komunitas Muslim Tolikara, Imam Masjid Baitul Muttaqin Ali Mukhtar bertemu dengan Presiden GIDI, Pendeta Dorman Wandikbo beserta jajaran pemimpin gereja. Pertemuan dilakukan  dalam rangka mediasi perdamaian itu diinisiasi oleh Ketua FKUB Papua, Pendeta Lipiyus Biniluk dan Ketua PW Nahdlatul Ulama Papua, Tony Wanggai.

Dorman Wandikbo mengatakan, pihaknya menyesalkan seluruh kejadian di Tolikara. "Kami semua adalah korban, setelah ini banyak umat GIDI di beberapa daerah yang mengalami intimidasi," katanya. GIDI siap melakukan perdamaian sampai seterusnya.

Sementara, Ali Mukhtar mengatakan, puluhan tahun hidup di tanah Papua tidak pernah ada sengketa agama dengan gereja manapun. "Saya sudah kenal lama dengan pemimpin GIDI di Tolikara, tak ada masalah, Papua tanah damai," katanya.

Ketua FKUB Papua, Pendeta Lipiyus Biniluk meminta semua pihak berdamai. "Mari kembalikan kepada pihak di Tolikara, ini bisa diselesaikan secara adat Papua."

Ketua PW NU Papua, Tony Wanggai meminta agar seluruh kesepakatan bisa dituangkan secara tertulis dan disebarkan kepada khalayak. Ini perlu dilakukan supaya masyarakat luas tahu.

Menjelang tengah malam, mereka semua membentuk Tim Sebelas, yang terdiri dari perwakilan GIDI Tolikara, Muslim Tolikara, dan tokoh lintas agama. Mereka merumuskan naskah perdamaian yang lebih substantif dan berusia panjang agar kejadian yang sama tak terulang lagi di seluruh Tanah Papua.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement