Kamis 30 Jul 2015 10:02 WIB

Padi Puso di Ciamis Capai Ratusan Hektare

Rep: c10/ Red: Taufik Rachman
Dua orang petani memanen padi yang tersisa dari sawahnya yang mengalami puso di Desa Bokor, Tumpang, Malang, Jawa Timur, Kamis (23/2). Puluhan hektare sawah di kawasan tersebut mengalami puso sehingga sejumlah petani tak dapat menikmati kenaikan Harga Pemb
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Dua orang petani memanen padi yang tersisa dari sawahnya yang mengalami puso di Desa Bokor, Tumpang, Malang, Jawa Timur, Kamis (23/2). Puluhan hektare sawah di kawasan tersebut mengalami puso sehingga sejumlah petani tak dapat menikmati kenaikan Harga Pemb

REPUBLIKA.CO.ID,CIAMIS -- Ratusan hektare lahan peswahan di Kabupaten Ciamis dinyatakan gagal panen (puso). Hal tersebut terjadi akibat kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Priangan Timur.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis, Kustini mengatakan, dengan terjadinya puso akibat kekeringan, kemungkinan akan menurunkan produksi. Sampai sekarang sudah ada 23 kecamatan yang mengalami kekeringan. Sepuluh kecamatan diantaranya telah mengalami puso.

Menurut Kustini, saat ini yang dibutuhkan adalah tambahan pompa air untuk daerah yang ada sumber airnya. Terutama daerah irigasi teknis. Berdasarkan catatan Dinas Pertanian sampai akhir Juli, ada sekitar 3.955 hektare lahan pesawahan yang kekeringan. Ratusan hektare diantaranya telah mengalami puso.

"Sampai bulan ini luas tanaman padi yang mengalami puso mencapai 567 hektare," kata Kustini kepada Republika, Kamis (30/7).

Selain itu, ribuan hektare tanaman padi saat ini kondisinya sedang terancam puso. Kustini menjelaskan, lahan peswahanan yang kekeringan berat luasnya sudah mencapi 1.256 hektare. Saat tanaman padi yang sudah kekeringan berat tidak mendapatkan pasokan air dalam beberapa pekan, kemungkinan akan mengalami puso.

Sementara luas lahan pesawahan yang dinyatakan kekeringan sedang, luasnya mencapai 1.275 hektare. Kemudian yang terkena kekeringan ringan sekitar 857 hektare. Menurut Kustini, saat ini juga tercatat ada 5.970 hektare lahan pertanian yang kondisinya terancam kekeringan.

Untuk mengantisipasi terjadinya puso yang lebih luas. Kustini mengungkapkan, pihaknya berupaya mengoptimalkan penggunaan pompa air yang ada di kelompok tani. Melakukan pemantauan secara ketat pada irigasi, untuk menjaga pembagian air tetap merata.

Dinas Pertanian mengimbau kepada para petani agar tidak menanam padi. Menurut Kustini, jika wilayahnya tidak terjamin akan mendapatkan pasokan air yang cukup, petani tidak harus memaksa menanam padi.

Kecamatan yang dilanda kekeringan dan telah mengalami puso, antara lain Kecamatan Cijeungjing, Cisaga, Rancah dan Ciamis. Kemudian Kecamatan Cikoneng, Sindangkasih dan Cihaurbeuti. Tiga kecamatan lainnya, Cipaku, Panawangan dan Panjalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement