REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menolak seruan Pemimpin Partai Rakyat Demokratik pro-Kurdi Selahattin Demirtas, untuk melanjutkan proses perdamaian dengan Kurdi.
Menurut Davutoglu, perdamaian tak akan terjadi hingga partai tersebut menjauhkan diri dari pemberontak dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) menarik diri dan pejuang bersenjatanya dari wilayah Turki.
"Kami akan menanggapi panggilan mereka (untuk berdamai) di hari di mana mereka bisa mengutuk terorisme PKK seperti mereka mengutuk terorisme DAESH," kata Davutoglu meggunakan istilah bahasa Arab untuk menyebut kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dilansir Al Arabiya, selama ini Turki dan sekutu Baratnya menyebut PKK sebagai organisasi teroris. Sejak 2012, Turki telah bernegosiasi dengan pemimpin kelompok yang di penjara untuk penyelesaian damai konflik 30 tahun antara Turki dan Kurdi.
"Sampai mereka melakukan itu, mereka tetap bersalah di mata kami dan di mata orang-orang," ujar Davutoglu.
Pada Selasa (28/7), Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan dewan menterinya memandang serangan udara Turki di negaranya sebagai bentuk eskalasi berbahaya dan melanggar kedaulatan Irak.