Kamis 30 Jul 2015 15:28 WIB

Sektor Energi Jadi Pemacu Perkembangan Sukuk Malaysia

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
sukuk (ilustrasi)
Foto: theentrepreneur.my
sukuk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- RAM Ratings menilai sektor energi bisa menjadi katalis pengembangan sukuk di Malaysia.

Untuk mendukung visi menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2020, sektor energi Malaysia berperan penting perkembangan ekonomi. Ini didukung pula reformasi bertahap regulator.

Sejak surat utang pertama yang diterbitkan pada 1993 berasal dari produsen energi mandiri (IPP), sektor energi Malaysia telah dan masih menjadi sektor yang aktif menggerakkan pasar surat utang lokal.

Sektor ini mampu menarik dana-dana investor dengan tenor 10-30 tahun.

''Surat utang sektor energi memiliki porsi 39 persen dari total 239 miliar ringgit volume surat utang yang diterbitkan Malaysia dalam 10 tahun terakhir,'' kata Wakil Kepala Pemeringkat Infrastruktur dan Utilitas RAM Ratings, Chong Van Nee seperti dilansir di laman resmi RAM Rating, Rabu (29/7).

Berdasarkan data RAM dan Sistem Otomatis Penuh untuk Penerbitan Surat Utang (FAST), sukuk jadi bagian penting bagi Malaysia selama bertahun-tahun.

Lebih dari 93 persen surat utang IPP setelah tahun 2000 adalah sukuk, padahal sebelumnya sukuk hanya 25 persen.

''Hampir semua surat utang IPP yang ada saat ini berupa sukuk dengan nilai 28 miliar ringgit,'' ungkap Chong.

Sementara itu, untuk memastikan ketahanan energi dan keberlajutan sektor energi, Malaysia berencana mengimpor. Ini juga merupakan upaya untuk mengembangkan energi terbarukan dan diversifikasi sumber energi.

Sistem harga berbasis insentif yang baru diluncurkan Malaysia dinilai juga membantu transparansi sistem harga. Pemerintah Malaysia diharapkan bisa juga mendorong peningkatan daya saing sektor ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement