REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia telah mengirim tim ke Pulau Reunion di Samudra Hindia Prancis untuk memastikan puing pesawat yang ditemukan terdampar, Kamis (30/7). Puing sepanjang dua meter tersebut diduga berasal dari pesawat hilang Malaysia Airlines MH370.
"Kami telah mengirim sebuah tim untuk menyelidiki masalah ini, semoga kita bisa mengidentifikasinya secepat mungkin," kata Menteri Transportasi Liow Tiong Lai di New York ketika menghadiri debat Dewan Keamanan PBB terkait MH17 yang jatuh di Ukraina.
Lai mengatakan puing apa pun yang ditemukan harus diverifikasi lebih lanjut sebelum menentukan bahwa puing memang berasal dari MH370. Ahli penerbangan telah mengatakan bahwa puing mirip komponen sayap pada Boeing 777 yang dikenal sebagai flaperon.
Flaperon adalah bagian sayap pesawat yang berguna untuk mengatur arah pesawat. Berdasarkan foto flaperon tersebut, pejabat AS mengatakan bahwa kemungkinan besar puing memang berasal dari sayap Boeing 777 yang merupakan model MH370.
Meski demikian, Malaysia Airlines mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi bahwa puing berasal dari pesawat yang hilang lebih dari setahun lalu itu. Kontributor BBC, Richard Westcott mengatakan semua kemungkinan saat ini masih merupakan tanda tanya besar. "Kemungkinan juga ini masih false alarm," kata dia, dikutip dari BBC.