REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga saat ini, krisis air yang disebabkan kemarau yang berkepanjangan masih dialami di beberapa daerah. Salah satunya terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang mengalami krisis air bersih. Sebanyak 40 desa berpotensi mengalami krisis air bersih. Ke-40 desa itu tersebar di 11 kecamatan. Dari total 40 desa di Probolinggo, yang terdampak krisis air bersih sekitar 12 desa.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi PDTT) Marwan Jafar menegaskan pentingnya membangun infrastruktur air untuk mengatasi berbagai masalah kekeringan yang terjadi di daerah. "Ke depan, pembangunan infrastruktur harus digiatkan. Pembuatan irigasi untuk distribusi air, hingga pembangunan waduk untuk penampungan air," ujar Marwan, di Jakarta, Kamis, (30/7).
Menurut mantan ketua Fraksi PKB DPR tersebut, pencaiaran dana desa yang sudah dilakukan bisa digunakan aparat desa untuk pengadaan irigasi pedesaan dan pembangunan tempat-tempat penampungan air. "Pengadaan air ini mohon diperhatikan. Karena, air sebagai sumber kehidupan. Dan desa yang satu dengan desa yang lain, harus saling bekerjasama," ujarnya.
Sejak beberapa bulan terakhir, Marwan mengaku terus memantau dan melakukan evaluasi terkait dampak kekeringan yang terjadi di beberapa desa di Indonesia. "Saya selalu minta laporan secara rinci dan detail kepada jajaran kementerian terkait desa-desa yang terkena dampak kekeringan dan mencari tahu solusi untuk mengatasinya,” ujarnya.